Pedagang di Taman Sepeda Pontianak Harap Ada Ruang Dialog dengan Pemerintah

Likin menceritakan, bahwa semula yang menjadi perintis waktu sejak taman sepeda itu dilaunching terdapat lima pedagang yang berjualan dan mengakui sud

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/MUHAMMAD ROKIB
Suasana di Taman Sepeda Pontianak, tampak pedagang berjualan dan pengunjung mulai ramai mengunjungi. 

Karena memang kata dia, di kawasan taman ini harus ada tempat untuk pedagang berjualan dan tempat parkir.

Pihaknya menilai penataan yang dilakukan pemerintah belum maksimal, seperti tempat parkir dan tempat dagangan belum ada tempat khusus bagi mereka.

"Parkir sekarang ini masih di tepi jalan, karena belum diperbolehkan untuk diparkir diatas," katanya.

Maka pedagsng berharap agar penataan taman juga dibarengi dengan penataan tempat pedagsng berjualan.

"Kami pada intinya siap untuk retribusi untuk menjadi sandaran pelindung kami sehingga ketika kami dikenakan retribusi, kami tidak dianggap sebagai pedagang liar. Maka inilah yang menjadi pelindung bahwa kami diakui oleh pemerintah. Selain itu, retribusi itukan kaki maksudkan untuk berkontribusi untuk penyumbang PAD, namun retribusi yang dikenakan kepada kami harus sesuai dengan standar PKL," jelasnya.

Akan tetapi ia menerangkan, bahwa pedagang di kawasan ini memiliki konsep bahwa jika datang dengan kondisi bersih maka pulang juga harus dalam kondisi bersih.

Namun untuk cakupan secara luas bagi pengunjung, pedagang belum bisa mengontrol, karena keterbatasan mereka.

Ia menyarankan, agar pemerintah menambah kapasitas tempat atau tong sampah yang ada di kawasan tersebut.

Ia menilai bahwa tempat sampah yang ada saat ini masih terlalu kecil dibandingkan dengan jumlah pengunjung setiap harinya yang mencapai hingga diatas 500 orang. (*)

(Simak berita terbaru dari Pontianak)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved