Mengenal Batu Empedu, dr Elit Irawan Jelaskan Gejala Hingga Penanganannya
Dalam poadcat ini, dr. Elit menyebutkan bahwa tidak semua penderita batu empedu menunjukkan gejala.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
Ringkasan Berita:
- Pada kondisi berat, keluhan dapat disertai demam dan kulit serta mata menguning (ikterus). Ada pula kasus asimtomatik, yaitu pasien tanpa keluhan yang baru diketahui melalui pemeriksaan kesehatan rutin.
- dr. Elit menjelaskan bahwa rasa nyeri sering muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak karena fungsi empedu yang bekerja saat mencerna lemak.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Edisi Bincang Informasi Seputar Kesehatan (Bingke Soedarso) bersama Tribun Pontianak kembali mengangkat isu kesehatan yang banyak dialami masyarakat, yaitu batu empedu.
Topik ini dibahas bersama salah satu dokter yang bertugas di RSUD dr Soedarso yakni dr. Elit Irawan dalam podcast yang dipandu Host Tribun, Jovanka, dan ditayangkan secara live melalui YouTube Tribun Pontianak pada Kamis, 20 November 2025.
Dalam poadcat ini, dr. Elit menyebutkan bahwa tidak semua penderita batu empedu menunjukkan gejala.
“Sebagian pasien baru mengetahui adanya batu empedu ketika melakukan medical check up. Tapi itu tidak banyak, yang lebih sering datang adalah pasien yang sudah memiliki keluhan,” jelasnya.
Keluhan paling umum yang dialami pasien adalah nyeri di perut kanan atas hingga ulu hati, dengan nyeri yang menjalar ke bahu kanan. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai maag.
“Nyeri batu empedu dan sakit maag itu mirip, terutama di ulu hati dan menjalar ke bahu. Banyak yang datang terlambat karena mengira hanya maag dan minum obat lambung, padahal batunya sudah besar atau terjadi infeksi,” ungkap dr Elit.
Pada kondisi berat, keluhan dapat disertai demam dan kulit serta mata menguning (ikterus). Ada pula kasus asimtomatik, yaitu pasien tanpa keluhan yang baru diketahui melalui pemeriksaan kesehatan rutin.
dr. Elit menjelaskan bahwa rasa nyeri sering muncul setelah mengonsumsi makanan berlemak karena fungsi empedu yang bekerja saat mencerna lemak.
Baca juga: Novotel Pontianak Siapkan Midnight Voyage 2026, Malam Tahun Baru Bernuansa Kapal Pesiar
“Saat makanan berlemak masuk ke usus dua belas jari, kandung empedu akan berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu. Kalau ada batu di saluran, batu itu akan terperas dan menimbulkan nyeri,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa jika dulu dikenal istilah 4F (Female, Forty, Fat, Fertile) sebagai kelompok berisiko tinggi batu empedu. Namun kini risikonya semakin melebar di berbagai usia.
“Sekarang pola makan bergeser ke fast food. Ini mengganggu keseimbangan komponen empedu, kolesterol, garam empedu, dan lesitin, yang akhirnya membentuk endapan menjadi batu,” ujar dr. Elit.
Jika batu menjadi tempat tumbuhnya bakteri, dapat terjadi infeksi dan peradangan berat. Pada kondisi tertentu, dokter perlu memasang selang (drain) untuk mengeluarkan cairan empedu sebelum tindakan lanjutan dilakukan.
dr. Elit menegaskan bahwa mata menguning tidak selalu disebabkan oleh batu empedu.
“Ikterus bisa terjadi di fase pra-hepatik, hepatik, atau pasca-hepatik. Tidak selalu karena batu empedu. Bahkan pada kasus tumor hati, tindakan operasi tetap bisa dilakukan seperti yang kami tangani di RSUD dr. Soedarso,” katanya.
Sementara mata menguning akibat batu empedu biasanya terjadi ketika batu keluar dari kandung empedu dan menyumbat saluran empedu, sehingga aliran empedu terhambat.
| Pemprov Kalbar Prioritaskan Penguatan Literasi dan Peningkatan Kualitas Guru PAUD |
|
|---|
| Disdikporapar Mempawah Gelar Advokasi Penguatan Pendidikan Karakter Tim Pembina UKS |
|
|---|
| Kadis PU Sambas Ungkap Baru 46,5 Km Jalan Kabupaten Kondisi Mantap |
|
|---|
| Novotel Pontianak Siapkan Midnight Voyage 2026, Malam Tahun Baru Bernuansa Kapal Pesiar |
|
|---|
| Tekan Pelanggaran, Polres Ketapang Gelar Aksi Humanis Bagikan Helm untuk Anak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/dipandu-Host-Tribun.jpg)