Pola Hidup Sehat
Beberapa Efek Samping Vaksin Booster, Berikut Penjelasan BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin
Adapun efek samping dari vaksin ini, yakni: nyeri di tempat suntikan. nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.
3. AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca juga disetujui sebagai vaksin booster homolog.
Pemberian sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca.
Penggunaan booster menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.
Efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan (55 persen) dan sedang 37 persen).
Adapun efek samping yang akan terjadi setelah vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca adalah nyeri bekas suntikan, tak enak badan, merasa lelah, menggigil atau demam, sakit kepala, mual, dan nyeri sendi.
• 3 Alasan Harus Vaksin Booster Dosis 3 Menurut WHO Kemungkinan Dialami Setiap Orang
4. Moderna
Moderna dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Jenssen).
Penggunaan dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer.
Kenaikan respons imun antibodi netralisasi vaksin ini adalah sebesar 12,99 kali setelah booster homolog.
Sejumlah efek samping yang dilaporkan, yaitu nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, dan mual.
5. Zifivax
Zifivax ddapat dipakai sebagai booster heterolog setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.
Peningkatan titer antibodi penetral lebih dari 30 kali.
Adapun efek samping yang bisa muncul, yaitu nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare dengan skala tingkat keparahan 1 dan 2. (*)