Pola Hidup Sehat

Beberapa Efek Samping Vaksin Booster, Berikut Penjelasan BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin

FRANK HOERMANN / SVEN SIMON / SVEN SIMON / DPA PICTURE-ALLIANCE VIA AFP
Ilustrasi. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Saat ini vaksin booster sangat gencar digemakan oleh pemerintah setempat.

Tujuannya vaksin booster terkait perlindungan diri dari dampak buruk jika terkena covid-19.

Program vaksinasi booster sudah dimulai pada 12 Januari 2022 lalu dan terus berlangsung hingga hari ini.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada lima jenis vaksin.

Adapun vaksin tersebut, yakni Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna dan Zifivax.

Apakah kelima jenis vaksin ini dapat menimbulkan efek samping setelah melakukan vaksinasi?

Jenis Vaksinasi Booster Khusus untuk Januari 2022 Apa Saja?

Berikut ini penjelasan masing-masing jenis vaksin yang digunakan vaksinasi booster menurut BPOM.

1. Sinovac

Vaksin jenis Sinovac adalah jenis vaksin booster yang dikembangkan oleh PT Bio Farma dari Bulk Sinovac.

BPOM menyebut vaksin ini ketika digunakan untuk vaksin booster dapat meningkatkan kekuatan antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian.

Menurut Kepala BPOM Penny K Lukito, efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan vaksin Sinovac adalah munculnya nyeri pada lokasi suntikan.

Nyeri tersebut berada di tingkat keparahan yaitu 1 dan 2, menurut penjelasan Penny K Lukito.

Ingin Vaksin Booster? Kenali Dulu Efek dari Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna hingga Zifivax

2. Pfizer

Pfizer dapat diberikan sebagai lanjutan dosis homolog sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer Pfizer.

Vaksin Pfizer (Comirnaty) dapat meningkatkan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster sebesar 3,29 kali.

Adapun efek samping dari vaksin ini, yakni: nyeri di tempat suntikan. nyeri otot, demam, dan nyeri sendi.

3. AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca juga disetujui sebagai vaksin booster homolog.

Pemberian sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca.

Penggunaan booster menunjukkan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah booster lanjutan dari 1792 menjadi 3746.

Efek samping yang ditunjukkan bersifat ringan (55 persen) dan sedang 37 persen).

Adapun efek samping yang akan terjadi setelah vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca adalah nyeri bekas suntikan, tak enak badan, merasa lelah, menggigil atau demam, sakit kepala, mual, dan nyeri sendi.

3 Alasan Harus Vaksin Booster Dosis 3 Menurut WHO Kemungkinan Dialami Setiap Orang

4. Moderna

Moderna dapat digunakan untuk booster homolog ataupun heterolog (dengan vaksin primer AstraZeneca, Pfizer, dan Jenssen).

Penggunaan dapat dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksin primer.

Kenaikan respons imun antibodi netralisasi vaksin ini adalah sebesar 12,99 kali setelah booster homolog.

Sejumlah efek samping yang dilaporkan, yaitu nyeri di tempat suntikan, demam, pegal, dan mual.

5. Zifivax

Zifivax ddapat dipakai sebagai booster heterolog setelah vaksin primer Sinovac atau Sinopharm.

Peningkatan titer antibodi penetral lebih dari 30 kali.

Adapun efek samping yang bisa muncul, yaitu nyeri pada tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot, batuk, mual, dan diare dengan skala tingkat keparahan 1 dan 2. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved