Puasa Mengajarkan Hidup Sederhana
Tentu hal ini tidak dibenarkan, dan secara otomatis kita sudah keluar dari jalur tujuan kita diciptakan yakni beribadah kepada Allah SWT.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
Sehingga dimalam harinya, semua makanan dan minuman yang tampak indah oleh mata dibeli, bahkan sampai tersisa banyak dan harus dibuang. Wal hasil pengeluaran pun bertambah dan tentu sia-sia karena terlalu menuruti hawa nafsu.
Semestinya, puasa ramadan justru membuat pengeluaran semakin menurun. Dalam artian pengeluaran yang khusus kebutuhan perut pribadi.
Karena, jatah makan siang kita berkurang. Nah, jika pengeluaran kebutuhan perut kita semakin meningkat, maka puasa kita hanya sebatas menahan lapar dan dahaga di siang hari saja.
Jika pengeluaran meningkat di bulan ramadan karena infak dan shadaqah justru lebih baik. Karena, amal ibadah dibulan ramadhan ini dilipat gandakan.
Kenyataannya, kita memang sering terbalik, ibadahnya justru menurun. Sedangkan pemenuhan kebutuhan perut pribadi justru meningkat.
Jadi, Puasa seakan sebagai pengekang urusan perut, sementara buka puasa sebagai ladang balas dendam setelah sehari perut tidak diisi.
Padahal, puasa disamping berpahala memberikan kita perbaikan kualitas ekonomi, terlebih lagi mengajarkan kita hidup sederahana dan berbagi.
Dengan hidup sederhana, kita akan membelanjakan harta sesuai porsi dan tempatnya. Dengan hidup sederhana, kita menjadi tahu bahwa banyak orang yang masih perlu uluran tangan kita.
Dengan hidup sederhana, kita bisa menyalurkan harta ke mereka yang tepat membutuhkannya. Karena dengan kesederhanaan, bukan hanya persoalan pangkal kaya tetapi juga mampu memperkayakan orang lain. Wallahu ‘alam bishshawab. (*)