Ikut Tabur Bunga Korban Pesawat Sriwijaya Air, Rafik Ikhlaskan Makam Istrinya Berada di Laut 

Rafik Yusuf Alaydrus yang merupakan suami dari Panca Widia Nursanti seorang guru di SMK N 3 Pontianak mengatakan bahwa dirinya sudah ikhlas saat ini.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Keluarga korban Sriwijaya SJ-182 asal Kalbar yakni Rafik Yusuf Alaydrus yang merupakan suami dari Panca Widia Nursanti seorang guru di SMK N 3 Pontianak saat melakukan tabur bunga. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Proses pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air -SJ 182 rute Jakarta - Pontianak telah resmi dihentikan pada Kamis 21 Januari 2021 lalu. 

Proses pencarian korban dan puing pesawat resmi dihentikan setelah 13 hari tim SAR gabungan melakukan pencarian sejak dinyatakan hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 lalu.

Penghentian proses pencarian korban oleh Tim SAR Gabungan diikuti dengan ditutup pula Posko Crisis Center Bandara Internasional Supadio Pontianak pada Jumat 22  Januari lalu. 

Sebelumnya Posko Crisis Center  tersebut difungsikan sebagai pusat layanan informasi untuk para keluarga korban dan koordinasi berbagai pihak sejak kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak. 

Terkait Gugatan Boeing di Chicago, Ini Tanggapan Keluarga Korban Pesawat Sriwijaya Air

Sejak dihentikannya  pencarian terhadap Korban Sriwijaya SJ-182 Rute Jakarta-Pontianak oleh Tim SAR Gabungan.

Dilanjutkan para keluarga korban melakukan prosesi tabur bunga bersama dilokasi jatuhnya pesawat  SJ182, tepatnya diantara Pulau Lancang dan Pulau Laki di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Sejak peristiwa tersebut, satu diantara keluarga korban Sriwijaya SJ-182 asal Kalbar yakni Rafik Yusuf Alaydrus yang merupakan suami dari Panca Widia Nursanti seorang guru di SMK N 3 Pontianak mengatakan bahwa dirinya sudah ikhlas saat ini.

Rafik mengatakan bahwa informasi sampai hari ini dari Tim Disaster Victim Identification (DVI) selain istrinya yang belum ditemukan ada dua warga Kalbar lainnya yang juga belum terindentifikasi. 

“Informasinya sekitar tanggal 7 atau 8 Februari 2021 Tim DVI sudah tidak melakukan identifikasi lagi. Saya selaku pihak keluarga korban tidak mempermasalahkan hal tersebut.  Jika memang tidak ditemukan, saya sudah ikhlas bahwa memang makam istri saya ada di laut,” ujarnya kepada Tribun Pontianak, Minggu 7 Januari 2021. 

Rafik yang hadir mengikuti tabur bunga ditengah laut lepas dimana jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 mengatakan bahwa tabur bunga tersebut memberi tanda bahwa disitulah makam sang istri yang sampai hari ini belum terindentifikasi.

Ia mengatakan salah satunya yang harus dilakukan saat ini adalah mengikhlaskan musibah yang terjadi yang menyebabkan dirinya harus kehilangan istri tercinta.

Walaupun hal tersebut tidaklah mudah baginya maupun keluarganya.

Dikatakannya saat ini dirinya sedang mengurus surat menyurat dan masih menunggu surat identifkasi dari TIM DVI. 

“Mungkin mulai Senin saya akan mulai mengurus surat menyurat karena istri saya adalah seorang guru PNS. Jadi saya harus mengurus surat menyurat  terkait pekerjaannya juga,” jelasnya. 

Ia mengatakan sejauh ini sudah mendapatkan surat rekomendasi dari pihak Sriwijaya untuk mengurus surat kematian dan lainnya. 

“Saya baru saja dapat surat rekomendasi dari Sriwijaya untuk mengurus sirat ditingkat RT,Sekolah sampai ke Provinsi  untuk mengurus surat kematian dan pensiunannya,” jelasnya.

Ajukan Gugatan ke Boeing, 14 Ahli Waris Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Pakai Pengacara Amerika

Ia mengaku bahwa sampai saat ini pihak Sriwijaya yang di Pontianak dan Jakarta sudah cukup kooperatif dan membantu.  

“Dari Sriwijaya di Pontianak dan Jakarta  sampai saat ini cukup koperatif. Saya ucapkan  terima kasih yang sudah membantu dalam hal ini sudah cukup baik,” pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved