Ahli Epidemiologi Sarankan Pemerintah Tidak Terburu-buru Soal Vaksin Covid-19
Hal itu dikatakannya, lantaran seharusnya pemerintah memberikan apresiasi yang baik apa yang sedang dikembangkan oleh putra-putri terbaik bangsa
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Zulkifli
Keenam, Universitas Indonesia (UI) dengan menggunakan metode menyuntikan DNA virus corona ke tubuh untuk memicu respons kekebalan, dan VLP atau metode menggabungkan protein struktur virus utama sebagai vaksin.
"Jika Vaksin akan diterapkan dalam waktu dekat ini, maka perlu dipersiapkan dengan baik, termasuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa sambil menunggu vaksin, maka tetap menjalankan protokol kesehatan, kerena hasil penelitian, pelaksanaan protokol kesehatan dapat melindungi masyarakat 80% dari penularan Covid-19," saran Malik.
Selain itu, Malik menjelaskan yang perlu dipersiapkan terhadap pengelolaan vaksin yang baik di tingkat pelaksana/puskesmas terutama pengelolaan rantai dingin.
Keberhasilan program imunisasi, lanjutnya, tidak bisa dipisahkan dari ketersediaan rantai dingin (cold chain) hingga ke Puskesmas agar mampu menjaga, serta menjamin kualitas vaksin covid-19 yang diberikan kepada sasaran.
Baca juga: Umumkan Tambahan Satu Kasus Konfirmasi Covid-19 di Sambas
"Rantai dingin atau cold chain terdiri dari lemari es dan freeze untuk menyimpan vaksin, dan termos (vaksin carrier) untuk membawa vaksin ke tempat pelayanan imunisasi, terutama untuk kegiatan di luar gedung atau lapangan.
Dengan rantai dingin yang standar kualitasnya baik, kualitas vaksin yang diberikan akan tetap terjaga," kata Malik.
Ia berharap dengan adanya vaksin nantinya bisa mempercepat pemutusan wabah virus corona yang melanda dunia dan Indonesia khususnya.
"Semoga setelah ada vaksin covid-19 akan dapat mempercepat terbentuknya herd immunity dan akhirnya corona pergi dan tak akan pernah datang kembali," ucapnya.