Hardiansyah Sebut Arboretum Silva Untan Nafasnya Kota Pontianak

Pembangunan Arboretum Sylva Untan sempat tersendat karena kekurangan dana dan tidak adanya badan khusus yang menangani.

Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HADI SUDIRMANSYAH
Dekan Fahutan Pontianak Prof H Gusti Hardiansyah bersama rombongan saat kunjungi Arbo‎retum Silva Fahutan 

Langkah awal yang dilakukan Budi Suriansyah adalah membentuk badan khusus yang diberi nama STAR (Staf Arboretum).

Sebagian besar anggotanya adalah angkatan 1987. Sebagian lagi angkatan 1986 dan 1985. Dari sinilah cikal bakal lahirnya Camp Pembinaan dan Pengembangan Arboretum (Cappa).

Guru besar Untan yang juga Dekan Fakultas Kehutanan Untan Prof Gusti Hardiansyah mengatakan masih banyak orang yang belum mengerti apa itu arboretum.

“Seberapa penting arboretum pada lingkup tata ruang perkotaan modern,” katanya di Pontianak, Minggu 4 Oktober 2020. 

Dia menjelaskan, arboretum merupakan gabungan dua kata dari Bahasa Latin, yaitu arbo yang berarti tempat dan retum yang artinya pohon. Jadi arboretum merupakan tempat menanam pohon.

Arboretum yang dibuat ditujukan sebagai sarana penelitian serta pendidikan, baik untuk tempat belajar, laboratorium dan praktik lapangan.

Tanaman yang ada di arboretum merupakan pohon ataupun tanaman terpilih yang tumbuh dan berkembang sengaja untuk ditangkarkan.

Ringkasnya, arboretum itu tempat koleksi flora atau Taman Botani, termasuk pepohonan dengan luasan tertentu yang ditanam dengan seoptimal mungkin mengikuti tempat tumbuh habitat aslinya.

Ini ditujukan sebagai upaya konservasi sumber daya hayati ex-situ (di luar kawasan hutan) yang efisien dalam pelestarian plasma nutfah.

Menurut Gusti Hardiansyah, upaya konservasi ex-situ berfungsi menyelamatkan jenis-jenis langka dan endemik. Bahkan yang tidak dapat tumbuh dan berkembang secara normal di lingkungan alaminya. Dengan demikian, populasi jenis-jenis tersebut terjamin kelestariannya.

Tak perlu jauh-jauh lihat hutan tropis ke pedalaman Kapuas Hulu, Sintang, atau Ketapang. Di sini ada jenis dipterocarpa seperti meranti merah (Shorea leprosula), meranti kuning (Shorea johorensis), tengkawang (Shorea stenoptera), ulin (Eusideroxylon zwageri), pulai (Alstonia spp), berbagai jenis anggrek, dan sebagainya.

Ada juga fauna yang dapat teridentifikasi selama ini seperti aves/burung-burung yang terbang di siang hari (diurnal) dan aktif di malam hari (nokturnal).

Satwa lainnya, herpetofauna (ular, kadal, biawak, katak) dan berbagai serangga (kupu-kupu, rayap, avis dorsata, trigona, dan lain-lain).

Belum lagi sebagai pabrik penghasil oksigen untuk masyarakat Kota Pontianak dan Kubu Raya serta sebagai vacuum cleaner emisi CO2 dari moda transportasi berfosil menjadi pool karbon dan udara bersih.

Saat ini, keberadaan Arboretum Sylva Untan, juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana RTH Publik, wisata ekologi, laboratorium alam, dan pendidikan-latihan.

Hingga kini telah terbukti bahwa masyarakat luas, terutama yang berdomisili di sekitar Kota Pontianak dan Kubu Raya sangat menikmati keberadaan ikon Kota Pontianak tersebut yang aksesnya mudah dan terjangkau. Sayang, jika kawasan penting ini terusik berbagai kepentingan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved