Pasien Covid Meninggal Dunia Saat Dirawat di RSUD Soedarso, Kalbar Tambah Empat Kasus Positif

Pasien ini tidak memiliki riwayat penyakit komorbid seperti diabetes melitus (DM), hipertensi, atau jantung.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ FILE
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dr. H. Harisson 

Ia mengatakan berdasarkan data laporan pada 14 September 2020 ada tambahan dua kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Pontianak, satu orang di Kota Singkawang dan satu orang di Kabupaten Bengkayang.

Dua orang di Kota Pontianak dirawat di RSUD Soedarso dan satu kasus di Singkawang dirawat di Abdul Azis Singkawang yang merupakan ASN Bea Cukai di Jagoi Babang.

Dikatakannya terkait kasus ASN Bea Cukai Jagoi Babang yang tertular pada saat ASN tersebut melakukan perjalanan ke Surabaya. Sementara dua kasus baru di Kota Pontianak, termasuk pasien yang meninggal dan satunya lagi masih dirawat di RSUD dr Soedarso.

"Jadi untuk dua orang kasus konfirmasi Covid-19 di RSUD Soedarso, satu orangnya saat ini masih kita rawat dan yang satunya meninggal dunia," ujarnya.

Sampai saat ini, kada Kadiskes, total kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar mencapai 784 kasus, di mana 655 pasien telah sembuh, dan tujuh orang meninggal dunia.

Ketika dikonfirmasi Tribun mengenai adanya tambahan pasien Covid-19 meninggal di Kota Pontianak pada 14 September, Kadiskes Kota Pontianak Sidig Handanu mengatakan keterangan tersebut langsung disampaikan oleh Diskes Provinsi Kalbar.

Handanu hanya memberikan pemaparan terhadap kasus-kasus pasien Covid-19 yang meninggal sebelumnya. Menurut Handanu, bahwa dari kasus Covid 19 yang meninggal sebagian besar mengidap penyakit bawaan.

Saat disinggung tentang apa saja penyakit bawaan yang paling banyak teridentifikasi, secara umum Handanu menuturkan beberapa penyakit seperti diabetes melitus, hipertensi, dan sejumlah riwayat penyakit lainnya.

"Sebagian besar kasus meninggal Covid-19 mempunyai penyakit penyerta yang saling memperberat yaitu DM, hipertensi. Ada juga dipengaruhi usia lanjut," ujar Handanu, Selasa (15/9).

Ia menerangkan beberapa kasus yang terjadi bahwa para pengidap penyakit bawaan tersebut tidak memiliki mobilitas yang tinggi. Kecenderungannya tetap berada di rumah dan mendapatkan perawatan.

Kendati demikian, anggota keluarga lain yang tinggal di dalam satu rumah itu punya riwayat perjalanan keluar rumah dan tidak menjalankan protokol kesehatan secara ketat. "Itu yang biasanya punya potensi menularkan yang di rumah tadi, jadi proses transfernya begitu," ujarnya.

"Yang jalan-jalan di luar itu biasanya OTG, karena masih muda, kondisi fisiknya baik, ketika pulang ke rumah dia membawa virusnya ke rumah. Rata-rata begitu yang terjadi," imbuhnya.

Handanu menegaskan bahwa kepatuhan penerapan protokol kesehatan harus dilakukan secara ketat oleh seluruh anggota keluarga.

"Para anggota keluarga harus saling menjaga anggota keluarganya di rumah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Sementara satu kasus Covid-19 tambahan dari Kota Singkawang, telah dirilis terlebih dahulu oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Singkawang pada 14 September 2020.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved