Pemprov Kalbar Datangkan 12 Ton Cabai Rawit Merah dari Tuban, Berikut Penjelasan Sutarmidji
Saat ini yang menjadi masalah di Kalbar adalah bawang merah, cabai rawit, kalau hasil produksi lainnya masih bisa tanggulangi.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seiring dengan lonjakan harga Cabai Rawit di pasar, Pemerintah Priovinsi Kalbar mendatangkan 12 Ton Cabai Rawit jenis Cakra dari Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.
Kedatangan Cabai Rawit tersebut secara simbolis diterima oleh Gubernur Kalbar H. Sutarmidji dan diserahkan kepada Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPPKH) yang bekerjasama dengan Perusda Aneka Usaha, guna menekan harga yang kian meroket di pasar.
Penyerahan secara simbolis dilakukan di Halaman Kantor Gubernur Kalbar, pada hari Minggu (14/6/2020).
• Wali Kota Pontianak Edi Kamtono Ajak Warga Tanam Cabai di Pekarangan
"Untuk kebutuhan kita disini (Kalbar) antara 1.500 ton perbulan, sedangkan produksi kita antara 300 sampai 400 ton. Sehingga harga cabai itu untuk seluruh kalbar secara fluktuatif dan selalu menjadi penyumbang inflansi ," ungkap Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji.
Gubernur Sutarmidji mengatakan dengan melonjak harga cabai ini menyebabkan cabai menjadi penyumbang inflasi setiap bulannya.
Tak hanya cabai, bawang merah juga sebagai penyumbang inflansi bagi Kalbar.
Ia mengatakan bawang putih saat ini tidak penyumbang inflansi, karena harganya dibawah Rp 20.000 artinya terlalu murah , tapi itu tidak masalah.
Lalu untuk sayuran masih surplus ,kecuali sayuran yang tidak bisa ditanam di Kalbar seperti Wortel dan lain-lain.
"Kedepannya saya yakin bisa di tanam di kalbar contohnya bawang merah . Kita coba di Pontianak tanam satu hektar panennya mencapai 17,5 ton, kalo siap dilempar ke pasar setelah melalui proses tinggal 7,5 ton belum ekonomis tapi bisa di tinggkatkan 20 ton per hektar ke atas itu akan ekonomis kita akan coba terus," katanya.
Saat ini yang menjadi masalah di Kalbar adalah bawang merah, cabai rawit, kalau hasil produksi lainnya masih bisa tanggulangi.
Ia pun meminta Perusahan Daerah (Perusda) Aneka Usaha untuk memasukan kebutuhan ke pasar yang ada di Kalbar.
"Perusda sekarang ini kita minta untuk memasuk pasar yang bekerjasama dengan distributor Jawa Timur, Jawa Tengah itu nanti yang akan memasuk pasar di Kalbar melalui Perusda," ujarnya.
Ia mengatakan dari pada Perusda usahanya yang selama ini hanya kecil saja , akan lebih baik bisa melakukan hal-hal seperti ini untuk membantu pemerintah daerah menstabilkan harga pangan.
Lalu untuk kebutuhan pangan seperti Beras masih relatif stabil dan pasokan juga terus dijaga agar tidak kosong. Saat ini musim menanam oleh petani dan dirinya meminta Perusda untuk siap menampung beras dari para petani.
"Beras saat ini masih stabil dan kedepan kita minta untuk swasembada beras. Perusda juga harus bisa menampung beras-beras hasil pertanian di sentra-sentra yaitu Kubu Raya, Sambas, Landak, Sanggau, dan Mempawah ini sentra produksi selalu surplus. Hasil produksi seharusnya perusda menampung dan menjual beras mereka, agar mereka semangat," tegasnya.