Kota Pontianak Resmi Bebas Frambusia, Ini Penjelasan Dinkes Soal Penyakitnya
“Sebenarnya kasusnya sudah mulai menurun dan tidak ada sebenarnya beberapa tahun sekita 5–10 tahun ini kita menurun dan tidak ada,” jelasnya.
Penulis: Peggy Dania | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Ringkasan Berita:
- Terkait kondisi frambusia pada tahun-tahun sebelumnya ia menjelaskan tren penurunannya.
- Berbagai upaya dilakukan untuk membuktikan bahwa penyakit tersebut memang sudah tidak ada lagi.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr. Saptiko, menyampaikan bahwa Kota Pontianak resmi terbebas dari penyakit frambusia hal tersebut menjadi salah satu capaian penting sepanjang 2025.
“2025, kalau capaian yang kita dapatkan, yang pertama, kita sudah bisa membebaskan satu penyakit, penyakit frambusia,” ujarnya, Jumat 14 November 2025.
Ia menjelaskan penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri.
“Penyakit frambusia ini penyakit yang sebabkan oleh bakteri, dia menyerang kulit, tulang dan saraf. Penyakit ini menjadi gambaran bahwa kalau ada penyakit ini berarti dia tumbuh di daerah yang miskin dan kumuh,” jelasnya
Terkait kondisi frambusia pada tahun-tahun sebelumnya ia menjelaskan tren penurunannya.
“Sebenarnya kasusnya sudah mulai menurun dan tidak ada sebenarnya beberapa tahun sekita 5–10 tahun ini kita menurun dan tidak ada,” jelasnya.
• Disnaker Pontianak Sebut Belum Ada Pertemuan Bahas UMK 2026
Berbagai upaya dilakukan untuk membuktikan bahwa penyakit tersebut memang sudah tidak ada lagi.
“Untuk membuktikan itu, berbagai upaya yang kita lakukan termasuk screening ke masyarakat luas, apakah masih ada di masyarakat ini penyakit frambusia. Bukti itu kita sampaikan ke kementerian kesehatan dan memberikan kita sertifikat, bahwa kita bebas frambusia,” ungkapnya.
Meski sudah mendapatkan sertifikat, pemantauan tetap dilakukan secara berkelanjutan.
“Setelah ada sertifikat, tetap kita lakukan screening lagi. Agak betul-betul kita itu negatif,” katanya.
Ia menambahkan bahwa frambusia dapat menyerang semua kelompok usia.
“Frambusia bisa menyerang semuanya, jadi dia bisa menyerang semua baik dari usia bayi, balita, tewasa, maupun lansia,” tambahnya.
dr. Saptiko juga menjelaskan dampak penyakit tersebut.
“Itu memang dia menyerang terutama di kulit dan tulang. Umpamanya dia menyerang di hidung itu bisa berlobang sampai tulang hidungnya pun hilang. Itu contohnya kalau kita terserang frambusia,” kata dr. Saptiko.
Menurutnya tidak ditemukannya frambusia di Pontianak menjadi indikator meningkatnya kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Kota Pontianak
Dinas Kesehatan
Kepala Dinas Kesehatan
Saptiko
Pontianak
Kalbar
Kalimantan Barat
Sabtu 15 November 2025
| Satu Korban Tewas Kecelakaan di Jalan Merdeka Barat, Polres Sekadau Imbau Tertib Berlalu Lintas |
|
|---|
| DAFTAR UMK Landak 5 Tahun Terakhir, Cek Berapa Kenaikan Upah Minimum Kabupaten Landak Tahun 2026 |
|
|---|
| Umi Marzuqoh, Ketua Fatayat NU Kalbar yang Telah Berorganisasi Sejak Remaja |
|
|---|
| DUKA Simpang 4 Parit Besar Jalan Tanjungpura Pontianak: Pensiunan Polisi Digilas Truk Kontainer |
|
|---|
| Kapolres Singkawang hadiri HUT ke-80 Korps Brimob, Momentum Jaga Stabilitas Keamanan Singkawang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/PENYAKIT-FRAMBUSIA2345wer.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.