Virus Corona Masuk Kalbar
Waspadai New Normal di Kalbar, Jumlah Warga ke Puskesmas Meningkat & Peringatan dari Para Dokter
Dr Nelly menjelaskan, setelah pemerintah mewacanakan news normal, masyarakat kembali antusias memeriksakan diri mereka ke Puskesmas.
Pasien dengan kasus emergensi atau darurat harus tetap dilayani, namun untuk pelayanan yang tidak memerlukan tatap muka disarankan untuk dilakukan secara daring.
"Kedua, mengisolasi pasien bergejala secepatnya. Membuat triase terpisah yang berventilasi baik, memisahkan pasien yang diduga atau positif dengan pintu tertutup dan toilet sendiri," ujar dia.
Halik menyebut, upaya ini sulit dilakukan fasilitas kesehatan di awal masa pandemi sehingga banyak terjadi infeksi silang antarpasien atau pasien dengan tenaga medis yang menangani.
"Ketiga, melindungi tenaga kesehatan dengan higiene tangan dan APD. Kebersihan diri harus menjadi perhatian serius tenaga medis."
"Selain tangan, organ lain seperti hidung, mulut, dan mata juga dijaga karena ini adalah tempat masuknya virus," kata Halik.
Sterilisasi tangan dilakukan dengan bahan berbasis etanol 60 persen atau isopranolol 70 persen.
Selain ketiga hal tersebut, IDI juga menekankan untuk tidak mendaur ulang, memodifikasi, atau menyimpan APD yang sudah dipakai, karena peruntukannya hanya sekali pakai.
Alasannya, APD yang telah dikenakan jika kembali dipakai tidak bisa efektif mencegah infeksi.
Dua Klaster Nakes
Hal ini penting dilakukan agar pasien non-covid dan tenaga medis bisa tetap aman dalam mengakses dan memberikan layanan kesehatan di faskes.
Tidak hanya itu, tenaga medis juga diimbau untuk tidak berpindah menangani pasien lain atau berpindah ke ruangan lain sebelum memastikan tangannya bersih.
"Pindah tanpa melalui prosedur kesehatan terutama higiene bisa menyebabkan terjadinya penularan silang," ungkap Halik.
Hingga Minggu (24/5) silam ada 40 tenaga kesehatan yang tercatat terinfeksi virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat dr Harisson MKes menyebut saat ini, dari jumlah tersebut 8 orang berprofesi sebagai dokter spesialis, 6 orang dokter umum, 20 orang perawat, 3 orang petugas laboratorium, 1 perawat gigi, 1 apoteker dan 1 fisioterapi.
Dari total 11 klaster penyebaran Covid-19 di Kalbar, ada dua kluster yang berasal dari Nakes yakni klaster RS Sultan Syarif Mohamad Alkadrie dan klaster Laboratorium RS Untan.