Wabah Virus Corona

Terus Disudutkan Soal Data Covid-19, China Balas Sindiran Trump: Pejabat AS Ingin Melempar Kesalahan

Terakhir, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyerang Beijing, China yang dituding menyembunyikan data kasus covid-19.

Kolase Gridnetwork
Kolase foto ilustrasi saling sindir Amerika Serikat dan China terkait covid-19. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, BEIJING - China sepertinya mulai gerah terus disudutkan sejumlah pejabat di Amerika Serikat perihal wabah virus corona atau covid-19.

Terakhir, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyerang Beijing, China yang dituding menyembunyikan data kasus covid-19.

Atas segala serangan itu, China membalas sindiran tersebut.

Pihak China menyebut bahwa sindiran tersebut hanya ingin melempar kesalahan dari para pejabat tersebut.

Dikutip Kompas.com seperti dilansir Bloomberg, yang mengutip pejabat intelijen AS, sebelumnya memberitakan bahwa laporan kasus Covid-19 di Negeri "Panda" sengaja tidak dilengkapi.

Bahkan, berdasarkan penuturan dari sejumlah pejabat telik sandi anonim, data yang dipaparkan oleh Negeri "Panda" itu palsu.

Donald Trump Kembali Serang China, Ragukan Data Covid-19, Bagaimana Kita Tahu Jika Itu Akurat?

Karena itu, sejumlah politisi AS baik dari House of Representatives maupun Senat menyatakan, China tidak bisa dipercaya dalam upaya memerangi virus corona.

Dalam konferensi pers, Presiden Donald Trump juga meragukan data yang dipaparkan Beijing sejak wabah tersebut merebak luas pada akhir Desember 2019.

"Bagaimana kita tahu jika (laporan) itu akurat? Angka mereka kelihatan tidak jelas di satu sisi," ujar presiden berusia 73 tahun itu.

Atas tudingan tersebut, pihak China membalas sindiran.

"Beberapa pejabat di AS ingin melempar kesalahan," kata juru bicara kementerian luar negeri, Hua Chunying, dikutip Kompas.com dilansir New York Post, pada Kamis (2/4/2020).

Tunggu Maaf, Menko Luhut Binsar Pandjaitan Ancam Polisikan Said Didu Soal Pernyataan Covid-19

Hua mengatakan, dia tidak ingin terlibat dalam adu argumen.

Tetapi karena terus disudutkan, dia merasa bertanggung jawab untuk mengklarifikasi.

Hua kemudian balik mempertanyakan mengapa Washington baru merespons akhir-akhir ini.

Padahal, mereka sudah melarang penerbangan dari China sejak 2 Februari.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved