Waspada! Kenali Tanda dan Gejala Kamu Alami Stres Berlebihan, Termasuk Berjerawat hingga Depresi

Bahkan, satu penelitian menemukan bahwa 33% orang dewasa dilaporkan mengalami tingkat yang tinggi dari stres yang dirasakan.

Editor: Dhita Mutiasari

Banyak orang mengalami perubahan dalam dorongan seks mereka selama masa-masa stres.

Satu penelitian kecil mengevaluasi tingkat stres 30 wanita dan kemudian mengukur gairah mereka saat menonton film erotis.

Mereka dengan tingkat stres kronis yang tinggi mengalami lebih sedikit gairah dibandingkan dengan mereka yang tingkat stresnya lebih rendah.

Penelitianlain yang terdiri dari 103 wanita menemukan bahwa tingkat stres yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat aktivitas dan kepuasan seksual yang lebih rendah.

Ada banyak penyebab potensial lain dari perubahan libido, termasuk perubahan hormon, kelelahan, dan penyebab psikologis.

7. Masalah pencernaan

Masalah pencernaan seperti diare dan sembelit juga bisa disebabkan oleh tingkat stres yang tinggi.

Sebagai contoh, satu penelitian  melihat 2.699 anak-anak dan menemukan bahwa paparan peristiwa stres dikaitkan dengan peningkatan risiko sembelit.

Stres terutama dapat memengaruhi mereka yang memiliki gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau penyakit radang usus (IBD). Ini ditandai dengan sakit perut, kembung, diare dan sembelit.

Dalam satu penelitian, tingkat stres harian yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan tekanan pencernaan pada 181 wanita dengan IBS.

Selain itu, satu analisis dari 18 studi yang meneliti peran stres pada penyakit radang usus mencatat bahwa 72% dari studi menemukan hubungan antara stres dan gejala pencernaan.

Perlu diingat bahwa banyak faktor lain yang dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti diet, dehidrasi, tingkat aktivitas fisik, infeksi atau obat-obatan tertentu.

8. Perubahan nafsu makan

Perubahan nafsu makan sering terjadi selama masa stres.

Ketika Anda merasa stres, Anda mungkin mendapati diri Anda tidak memiliki nafsu makan sama sekali atau dengan terburu-buru menyerbu kulkas di tengah malam.

Satu penelitian mahasiswa menemukan bahwa 81% melaporkan bahwa mereka mengalami perubahan nafsu makan ketika mereka stres.

Dari jumlah tersebut, 62% mengalami peningkatan nafsu makan, sementara 38% mengalami penurunan.

Dalam sebuah penelitian terhadap 129 orang, paparan stres dikaitkan dengan perilaku seperti makan tanpa lapar.

Kemungkinan penyebab lain dari perubahan nafsu makan termasuk penggunaan obat-obatan atau obat-obatan tertentu, perubahan hormon dan kondisi psikologis.

9. Depresi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat berkontribusi pada perkembangan depresi.

Satu penelitian dari 816 wanita dengan depresi berat menemukan bahwa timbulnya depresi secara signifikan terkait dengan stres akut dan kronis.

Penelitian lain menemukan bahwa tingkat stres yang tinggi dikaitkan dengan tingkat gejala depresi yang lebih tinggi pada 240 remaja.

Selain stres, kontributor potensial lain untuk depresi termasuk riwayat keluarga, kadar hormon, faktor lingkungan dan bahkan obat-obatan tertentu.

10. Detak jantung cepat

Detak jantung yang cepat dan peningkatan denyut jantung juga bisa menjadi gejala tingkat stres yang tinggi.

Satu penelitian mengukur reaktivitas detak jantung dalam menanggapi peristiwa stres dan non-stres, menemukan bahwa detak jantung secara signifikan lebih tinggi selama kondisi stres.

Penelitian lain di 133 remaja menemukan bahwa menjalani tugas yang penuh tekanan menyebabkan peningkatan denyut jantung.

Detak jantung yang cepat juga dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi, penyakit tiroid, kondisi jantung tertentu, dan dengan minum minuman berkafein atau alkohol dalam jumlah besar.

11. Berkeringat

Paparan stres juga dapat menyebabkan keringat berlebih.

Satu penelitian kecil mengamati 20 orang dengan hiperhidrosis palmar, suatu kondisi yang ditandai dengan keringat berlebih di tangan. Penelitian ini menilai tingkat keringat mereka sepanjang hari menggunakan skala dari 0-10.

Stres dan olahraga keduanya secara signifikan meningkatkan tingkat keringat dua sampai lima poin pada mereka yang hiperhidrosis palmar, serta pada kelompok kontrol.

Penelitian lain menemukan bahwa paparan stres menghasilkan jumlah tinggi berkeringat dan bau pada 40 remaja.

Keringat berlebih juga bisa disebabkan oleh kecemasan, kelelahan panas, kondisi tiroid dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Peduli Tubuhmu: Kenali Tanda-tanda Stres, Termasuk Berjerawat dan Sering Sakit Hingga Keringat Berlebihan"

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved