TBC Ancam Warga Sintang
BREAKING NEWS - Indikasi Kasus TBC Desa Melingkat Mengkhawatirkan, 1 Meninggal & 1 Anak Dirawat RS
Namun, yang ditemukan dan diidentifikasi para mahasiswa, justru kasus Tuberkolosis (TBC) sudah mencapai tahap mengkhawatirkan.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
SINTANG - Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan Kapuas Raya (STIKARA) Sintang menemukan persoalan yang mencengangkan ketika dikirim ke Desa Melingkat, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Sintang.
Kebetulan mereka sedang mengikuti Program Pembangunan Masyarakat Program Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Semula, tujuan mereka dikirim ke enam desa di Kecamatan Kayan Hilir tersebut untuk membantu pemerintah mengentaskan angka stunting—tinggi badan tidak sesuai umur.
Namun, yang ditemukan dan diidentifikasi para mahasiswa, justru kasus Tuberkolosis (TBC) sudah mencapai tahap mengkhawatirkan.
• Dinas Kesehatan Singkawang Temukan 108 Kasus TBC
“Dari hasil di lapangan, angka stunting sedikit sekali. Tapi yang kami temukan dan cukup membuat resah, adalah TBC."
"Kami anggap kasus itu yang sangat besar sedang terjadi di (desa) Melingkat,” ungkap Rudiansyah, Dosen Managemen Administrasi Rumah Sakit di STIKARA Sintang.
Dari hasil laporan mahasiswa STIKARA di Desa Melingkat, Rudiansyah menyebut ada banyak sekali kasus TBC yang teridentifikasi.
Bahkan, data yang diperolehnya, dari tahun 2015—2017 kasus TBC di Desa Melingkat paling tinggi di Kecamatan Kayan Hilir.
“Memang sekarang ada penurunan, tapi kasus masih ada. Ini tidak bisa dibiarkan."
"Kalau dibiarkan sama dengan membiarkan mesin pembunuh ada di masyarakat. Ini bahaya sekali, diam-diam membunuh kalau tidak cepat ditangani,” kata Rudiansyah.
Senin siang, Rudiansyah bersama dengan Kades Melingkat, didampingi tenaga medis desa setempat bertemu dengan Anggota DPRD Kabupaten Sintang Dapil Kayan untuk melaporkan temuan ini.
Santosa, Ketua Komisi A DPRD Sintang menerima langsung kedatangan Rudiansyah bersama rombongan.
Menurut Rudi, penyakit yang disebabkan dari bakteri menular yang berpotensi serius terutama mempengaruhi paru-paru ini diibaratkan seperti fenomena gunung es.
“Nampak di luar sikit, di bawah sangat banyak. Identifikasi mahasiswa, ada yang tidak mau mengakui, mungkin malu. Tapi anak-anak sudah tahu ciri-cirinya,” jelasnya.
Rudi, belum bisa menyebut angka persis berapa penderita TBC di Desa Melingkat.
Sebab, untuk memastikannya, dibutuhkan uji laboratorium terhadap dahak seseorang yang dicurigai.
Akan tetapi, bagi orang yang dicurigai menderita TBC, bisa diketahui ciri-cirinya.
“Jadi, kita menemukan berbagai hal, TB ini masalah serius, apalagi sampai kematian. Satu orang yang sudah meninggal dunia baru-baru ini dan positif TBC."
"Sekarang, masih ada satu anak kecil masih dirawat di rumah sakit."
"Mahasiswa sempat ada rasa takut tertular waktu itu, tetapi mereka sudah dibekali ilmu untuk mengantisipasinya,” beber Rudi.
Menurut Rudi, kasus TBC di Desa Melingkat sudah sangat berbahaya, apalagi sudah ada nyawa yang melayang.
Langkah cepat dan tepat harus dilakukan oleh pemerintah agar penularannya bisa dihentikan dan yang sudah positif TBC bisa diobati.
“Ini bahaya sekali, ini bukan hal yang kecil kalau sudah sampai nyawa. Mungkin kita sehat, tapi kita ndak tahu anak kita. Jangan kita biarkan."
"Makanya kami sampaikan persoalan ini ke dewan. Kasian kita melihat kondisi masyarakat,” ujar Rudi. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/mahasiswi-stikara-sintang-mendata-warga-desa-melingkat.jpg)