Pontianak Timur Heboh
Petunjuk Sepupu Korban, Warga Temukan Jasad Nadin Tenggelam 15 Meter dari Rumahnya
Setelah sadar bahwa korban tidak ada dirumah, Sanusi menyebut mereka langsung mencari kesana kemari, tapi tidak ditemukan.
Penulis: Syahroni | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Para penyelam menyusuri saluran itu, tepar jam 13.00, Sanusi menyebutkan jasadnya ditemukan sekitar 15 meter dari rumahnya.
Penjelasan Kapolsek Pontianak Timur
Kapolsek Pontianak Timur Kompol Sunaryo mengungkapkan indentitas balita yang tenggelam di parit di sekitar rumahnya bernama Fahiza Rusyda Andien berusia 1 tahun 2 bulan, merupakan anak bungsu dari pasangan Tommi dan Sri Wahyuni.
Sunaryo mengatakan, saat ditemukan warga, korban sempat diberikan pertolongan pertama sebelum dilarikan ke RS Yarsi untuk mendapatkan penanganan medis.
"Korban dinyatakan meninggal dunia sekitar 20 menit setelah dilakukan tindakan medis di RS Yarsi," ujar Sunaryo, Senin (2/12).
Ia mengatakan, lokasi kejadian berada Jl.Ya'm Sabaran Gg Bhakti 1 No.19 Rt.04 Rw.15 Kelurahan Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur.
Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada pukul 09:15 WIB.
Kapolsek juga menuturkan kronologi yang peristiwa yang merenggut balita tiga bersaudara tersebut. Sekitar pukul 08:00 WIB.
Kedua orang tua korban berangkat kerja, sang ayah bekerja sebagai tukang, dan sang ibu berprofesi sebagai seorang ASN.
Seperti biasanya, korban diasuh oleh sang nenek bernama Farida (61) karena kedua orang tua korban bekerja.
Saat itu, korban tinggal dirumah tersebut bersama sang nenek dan juga pamannya.
Sekitar pukul 09:15 WIB, sang nenek menyadari korban tidak ada dirumah. Dan langsung menghubungi Ibu Kandungnya dan yang bersangkutan pulang dan langsung memberitahukan prihal kehilangan anaknya kepada warga.
"Warga kemudian memberitahukan kepada Polsek, dan saya bersama anggota langsung menuju ke lokasi," jelasnya.
Korban baru di temukan pukul 13.00 WIB di bawah jembatan permanen rumah tetangga korban, yang berjarak sekitar 50 meter.
"Setelah ditemukan langsung dilarikan ke RS Yarsi untuk mendapatkan penanganan medis, namun sayang nyawanya tidak dapat ditolong. Jenazah kemudian diserahkan ke keluarga, dan keluarga korban juga menolak untuk dilakukan visum," pungkasnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak