Aiman Kompas TV
Ngaku Kenal Lama Habib Rizieq Shihab & Yusuf Martak, Wiranto Minta Sadar dan Kembali Ke Jalan Benar
Program Aiman menayangkan hasil wawancara eksklusif Aiman dengan Menko Polhukam Wiranto dan Kivlan Zen di Kompas TV bertema "Melawan Rencana Makar"
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
"Nanti kan yang saling membunuh rakyat kecil, yang tersesat karena pikirannya sudah 100 persen percaya, karena yakin kepada orang yang dia hormati," paparnya.
Sebelumnya, Hendropriyono minta WNI keturunan tak provokasi masyarakat pasca-Pemilu 2019.
Hendropriyono menyebut, budaya masyarakat Indonesia sangat menghormati pemimpinnya.
Sehingga, WNI keturunan diharapkan tak memprovokasi.
"Saya ingin memperingatkan Bangsa Indonesia, WNI keturunan Arab, supaya sebagai elite yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator, jangan memprovokasi rakyat," tutur Hendropriyono di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (6/5/2019).
Hendropriyono juga memastikan ucapannya itu tak memiliki maksud apa pun, apalagi bernuansa SARA dan unsur sentimen terhadap suatu golongan.
Ia hanya khawatir, masyarakat di lapisan bawah terprovokasi akibat ujaran dan perkataan tokoh WNI keturunan yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa. Terlebih, ajakan untuk melawan pemerintah dengan cara aksi-aksi di jalanan.
"Masyarakat keturunan Arab WNI tahu lah posisinya yang dimuliakan oleh masyarakat kita," ucapnya.
"Dengan dimuliakanlah, dia itu dalam posisi yang mengayomi masyarakat. Jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai, apa pun namanya kedaulatan rakyat, tapi itu di jalanan dan tidak disiplin," beber Hendropriyono.
Mantan Ketua Umum PKPI ini kemudian meminta masyarakat agar tak terprovokasi terhadap ujaran dan perkataan para tokoh WNI keturunan yang menyebarkan kebencian kepada pemerintah.
"Kalau tidak ada yang mengingatkan, lalu siapa yang ingatkan? Terus semau-maunya saja ngomong maki-maki, bahasa yang kasar dan tidak pantas didengar oleh cucu-cucu kita?" Tuturnya.
"Masa seperti itu kepada seorang presidennya, terhadap pemimpinnya, tidak boleh," tegas Hendropriyono.
Prabowo : Pernyataan Bersifat Rasis
Calon presiden Prabowo Subianto menyinggung ucapan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Abdullah Mahmud Hendropriyono.
Menurut Prabowo Subianto, pernyataan Hendropriyono meminta warga keturunan Arab tidak melakukan provokasi, sangat rasis.
"Pernyataan Saudara Hendropriyono yang singgung masalah keturunan warga negara Indonesia, di mana kami lihat bahwa pernyataan itu bersifat rasis," kata Prabowo Subianto di kediamannya, Jalan Kertanegara Nomor 4, Kebayoran, Baru, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2019).
Menurut Prabowo Subianto, pernyataan Hendropriyono itu justru berpotensi mengadu domba dan memecah belah bangsa.
Selain itu, menurut Mantan Danjen Kopassus itu, pernyataan tersebut bernada ancaman, karena dilontarkan oleh orang yang berada lingkaran kekuasaan.
"Hal ini lebih memprihatinkan karena terdapat nada ancaman. Kemudian juga kami lihat ini dilakukan oleh orang yang dekat dengan lingkaran kekuasaan saat ini," ujarnya.
Meskipun demikian, Prabowo Subianto yakin Hendropriyono khilaf melontarkan pernyataan tersebut.
Ia merasa prihatin dan perlu berkomentar, karena selama ini sering dituduh sering membela Islam garis keras.
"Jadi tuduhan ini kami anggap sebagai upaya yang tidak menguntungkan kita," ucapnya.
Hidayat Nur Wahid : Jas Merah
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid, menilai Hendropriyono tak paham sejarah kemerdekaan Indonesia.
Padahal, kata Hidayat Nur Wahid, warga keturunan Arab memiliki banyak jasa untuk Bangsa Indonesia.
"Bung Karno mengajarkan kepada kita tentang Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Kalau sejarah kita pakai sebagai rujukan, maka keturunan Arab itu jasanya untuk orang Indonesia sangat banyak," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5/2019).
Ia menerangkan sedikit bagaimana peran warga keturunan Arab berjasa bagi proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Ia menyebut rumah yang dipakai Bung Karno di Jalan Pegangsaan No 56 untuk membacakan naskah proklamasi, adalah milik seorang keturunan Arab.
"Termasuk juga orang sekarang pada akhirnya tahu bahwa proklamasi kemerdekaan itu ternyata dilakukan di rumah milik seorang keturunan orang Arab, Faradj bin Said Awad Martak. Itulah fakta hukumnya," bebernya.
Selain itu, Hidayat Nur Wahid menilai pernyataan Hendropriyono berpotensi memecah belah bangsa.
Untuk itu, ia meminta semua pihak, terutama elite politik, agar berhati-hati memberikan pernyataan.
"Saya setuju bahwa kita harus menghadirkan yang damai, solutif. Makanya jangan provokasi, karena provokasi semacam itu akan menghasilkan situasi yang tidak kondusif untuk perdamaian," paparnya.
Fahri Hamzah Sedih
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku sedih ketika mendengar pernyataan Hendropriyono.
Fahri Hamzah menilai, pernyataan tersebut bernuansa rasialisme. Dan sebagai seorang yang dihormati, Hendropriyono seharusnya tidak boleh melakukan hal itu.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah seusai memberikan kedaksiannya dalam sidang Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2019).
"Saya sedih, karena orang tua, senior seperti beliau tidak seharusnya dia membuat pernyataan yang bernuansa rasialisme," bebernya.
"Itu sebenarnya ada deliknya itu. Undang-undang anti-diskriminasi ras dan etnis. Dia tidak boleh melakukan itu. Saya menyayangkan itu. Dia tidak boleh melakukan itu," imbuhnya.
Untuk itu, ia meminta Hendropriyono meminta maaf kepada Bangsa Indonesia atas ucapannya.
"Kita sudah memproduksi pasal-pasal dalam konstitusi, dan undang-undang khusus supaya tidak ada diskriminasi SARA itu," cetusnya.
"Kok tiba-tiba beliau yang mengungkapkan itu. Itu tidak baik. Saya kira dia harus minta maaf kepada Bangsa Indonesia, kalau dia dalam usia seperti itu masih melakukan perbuatan yang sangat tidak layak," tegas Fahri Hamzah. (*)
Lebih dekat dengan kami, follow akun Instagram (IG) Tribun Pontianak :