Liputan Khusus
Berkat Google, Remaja Putri Pontianak Lepas dari Bayang-bayang Suami Mengerikan di Tiongkok
Tak kuat menerima perlakuan kasar sang suami, DW mengadu kepada mak comblang yang berada di Tiongkok.
Penulis: Ferryanto | Editor: Marlen Sitinjak
Selama ditahanan, kata DW, tak ada pihak lain yang menjenguknya.
Sekitar 23-24 Maret 2019, dirinya didatangi petugas tahanan untuk menandatangani surat keluar tahanan.
Pada 27 Maret 2019, DW diantar polisi Tiongkok hingga pintu keberangkatan di Bandara Shanghai untuk kembali ke Indonesia.
Saat pulang, DW hanya membawa pakaian yang menempel di tubuhnya, Pakaian itu dibuat oleh temannya di dalam tahanan.
Selama di tahanan, DW mengaku mendapatkan perlakukan baik.
Baca: Prabowo Menang Pilpres 2019, Hashim: PAN Dapat 7 Kursi Menteri, PKS 6, Demokrat Dalam Pertimbangan
Baca: VIDEO Live Streaming Rising Star Indonesia, 5 Kontestan Bersaing di Semifinal RSI, Siapa ke Final?
Selama ditahanan pula ia semakin rindu pada keluarganya di Pontianak.
"Saya gak nyangka bisa pulang. Ini kayak mimpi. Mikir di sana yang penting jalanin aja hidup," ujarnya sembari menyeka air mata.
Selama di tahanan DW terus menguatkan diri.
Ia selalu berdoa agar bisa kembali ke Pontianak berkumpul dengan ibu dan ayahnya.
Impian kembali ke kampung halaman pun terealisasi, Minggu (31/3/2019).
DW menangis histeris kala bertemu kedua orangtuanya, Atu (60) dan ibunya Cong Mi Tjau (45).
Ini pertemuan pertama DW usai bebas dari penjara Republik Rakyat Tiongkok pada Rabu (27/3/2019).
DW tiba di Pontianak Minggu pagi dan langsung menemui ayahnya Atu yang tengah menjalani perawatan di RSUD dr Soedarso.
Sudah satu tahun lebih DW tak bertemu dengan orangtuanya.
DW merupakan remaja putri Pontianak korban kawin kontrak.
Ia bertunangan dengan Cheng Liu Yang yang merupakan warga negara Republik Rakyat Tiongkok pada Juli 2018 silam atas bantuan seorang mak comblang bernama Ajan. (*)
ZODIAK Bulan Ini April 2019! Capricorn Tanggal 19 Sangat Krusial & Pisces Jangan Sampai Tanggal 20 https://t.co/uBa31YAYvv
— Tribun Pontianak (@tribunpontianak) 1 April 2019