Dua WNI Korban Penembakan di Selandia Baru Merupakan Warga Yogyakarta
"Ternyata (saudara Zul) sudah menghubungi istri Zul, info terakhir sekarang dirawat di rumah sakit dan sedang dioperasi," ujarnya.
Dua WNI Korban Penembakan di Selandia Baru Merupakan Warga Yogyakarta
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang warga Negara Indonesia (WNI) Zulfirman Syah yang menjadi korban penembakan brutal di Masjid Christchurch, New Zeland, Jumat (15/3/2019) siang, merupakan anggota Sakato Art Community, yang berbasis di Yogyakarta.
Dia tercatat sebagai anggota aktif. "Betul (anggota Sakato Art Community," kata Ketua Sakato Art Community, Erizal As, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat petang.
"Kami teman-teman di sini mendapatka informasi dari akun Facebook istrinya, dan di kolom komentar ada saudara Zul (Zulfirman) meninggalkan nomor telepon," ucapnya.
Baca: Baru Saja Menikah di Selandia Baru, Femmy Permatasari Ungkap Kondisinya Pasca Insiden Penembakan
Baca: Manchester United Ucap Bela Sungkawa bagi Korban Penembakan di Selandia Baru
Baca: Bantai Puluhan Jamaah Masjid di Selandia Baru, Brenton Tarrant Tak Merasa Bersalah
Dari postingan itu, pihaknya menghubungi saudara Zul, dan membenarkan kejadian itu.
"Ternyata (saudara Zul) sudah menghubungi istri Zul, info terakhir sekarang dirawat di rumah sakit dan sedang dioperasi," ujarnya.
"Istrinya dapat info dari pihak medis kalau Zul terkena (tembak) paru, anaknya terkena di kakinya," ucapnya.
Erizal mengatakan, ia dan Zul sudah kenal sejak di SMSR Padang hingga kuliah di ISI Yogyakarta.
"Angkatan saya sejak dari SMSR Padang, terus tahun 1997 kuliah di ISI Jogja dan tamat, kemudian menetap di Jogja," ucapnya.
Dia mengatakan, sebagai pelukis asli Minang, Zul sering bergabung dengan komunitas Minang di Yogyakarta.
Baca: Penyelenggara Pemilu Harus Sigap Antisipasi Serangan Siber
Baca: Berli: Peresmian RSUD Kubu Raya Menunggu Intruksi Bupati
Baca: Riall Peserta Masterchef Indonesia Season 5 Perwakilan Kalbar Lolos 30 Top Masterchef
Kementerian Luar Negeri RI Benarkan WNI Korban Penembakan
Sebelumnya diberitakan, dua warga negara Indonesia terkena tembakan dalam peristiwa serangan teroris di masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019) waktu setempat.
Informasi tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir dalam pesan singkat, Jumat (15/3/2019). "Ayah dan anak yang terkena tembak di masjid tersebut," kata dia.
Ia menjelaskan, kondisi sang ayah saat ini berada di ICU Christchurch Public Hospital. Sementara sang anak dirawat di ruang biasa di rumah sakit yang sama.
"KBRI Wellington terus berkoordinasi dengan otoritas setempat, kelompok WNI, dan rumah sakit di Christchurch," kata dia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya menyatakan, ada enam WNI yang berada di lokasi penembakan di Masjid Al Noor, Christchurch.
Informasi tersebut ia dapat dari Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.
Dari enam WNI, tiga orang berhasil lolos dari serangan.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, 40 orang tewas dan 20 lainnya luka parah dalam serangan teror di Masjid Al Noor di kota Christchurch.
Presiden Joko Widodo mengecam keras penembakan tersebut.
"Kami sangat mengecam keras aksi ini. Pemerintah Indonesia menyampaikan duka mendalam bagi korban aksi tersebut," ujar Presiden Jokowi di sela-sela kegiatannya di Sumatera Utara, Jumat.
Presiden memastikan, Kemenlu RI akan memberikan perlindungan bagi WNI di Selandia Baru.
Presiden sekaligus mengimbau WNI yang berada di Selandia Baru untuk selalu hati-hati dan waspada akan ancaman keselamatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Diketahui, terdapat 331 WNI di Christchurch, termasuk 134 mahasiswa. Jarak Wellington ke Christchurch 440 km.
6 WNI Ada di Masjid Al-Noor Christchurch Selandia Baru Saat Terjadi Teror Penembakan Brutal yang Tewaskan Puluhan Jamaah, Tiga di Antaranya Dipastikan Lolos
Beberapa warga negara Indoensia (WNI) dikhawatirkan ikut menjadi korban dalam teror penembakan brutal di masjid di kota Christchurch, Selandia Baru
Diberitakan, enam warga negara Indonesia diketahui berada di dalam Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru saat insiden penembakan terjadi pada Jumat (15/3/2019) siang waktu setempat itu.
Namun tiga dari enam WNI yang diketahui tengah berada di masjid tersebut, disebutkan berhasil melarikan diri dan selamat dari akse teror penembakan brutal itu.
Hal tersebut dinyatakan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi kepada wartawan di Indonesia, seperti yang dikutip dari sejumlah media.
Baca: Identitas Pelaku Penembak Mati 30 Jamaah di 3 Masjid Selandia Baru, Siarkan Aksi via Live Streaming
Baca: Momen Pebalap Repsol Honda Marc Marquez Terekam Sedang Tidur Saat Balapan di Sirkuit Losail Qatar
"Tiga warga negara Indonesia berhasil melarikan diri dan sudah bisa melakukan kontak," ujarnya.
Kepada ABC, Kedutaan Besar RI KBRI Wellington di Selandia Baru mengonfirmasi pernyataan Retno dan mengatakan pihaknya akan terbang ke Christchurch untuk berkoordinasi.
KBRI Wellington juga mengimbau agar masyarakat Indonesia di kawasan Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga agar waspada dan aktif memantau perkembangan pemberitaan media.
Mereka juga telah membuka saluran komunikasi soal keberadaan masyarakat Indonesia yang terdampak dari insiden tersebut. Diketahui saat ini ada sekitar 331 orang WNI yang tinggal di Christchurch dan 134 di antaranya adalah pelajar.
Sementara itu, kepolisian Selandia Baru belum dapat memastikan berapa jumlah pasti korban tewas dalam insiden penembakan tersebut karena kawasan Christchurch saat ini sedang ditutup dan warga diminta tidak keluar.
Kepala Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush dalam pernyataannya secara langsung di televisi mengonfirmasi empat orang sudah ditahan yang terdiri atas tiga laki-laki dan satu perempuan.
Baca: Ini Cerita Saksi Mata Saat Teroris Memberondongkan Senapan Serbu ke Jemaah Masjid di Selandia Baru
Baca: Terkait Pengungkapan Narkoba Ratusan Kilo, Kapolda Didi Haryono Datangi BNN Kalbar
"Rinciannya akan terungkap dalam beberapa hari ke depan," kata Mike saat ditanya apakah keempat orang ini sudah dikenal oleh polisi sebelumnya.
Menanggapi video yang beredar di dunia maya, pihak kepolisian belum bisa memverifikasi dan mengatakan mereka akan terus berupaya menurunkan video dari situs. "Ini sangat mengganggu tidak seharusnya tidak boleh berada dalam domain publik," ujarnya.
Mike meminta warga agar tidak menganggap bahaya ancaman sudah hilang. Hingga Jumat sore waktu setempat, kepolisian Selandia Baru juga meminta agar seluruh masjid di Selandia Baru ditutup dan mengimbau agar tidak warga tidak mengunjunginya.
Duta Besar Mengkonfirmasi
Saat dikonfirmasi oleh Tribunnews, Tantowi Yahya selaku Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Tonga membenarkan adanya aksi penembakan tersebut.
Namun, politikus Partai Golkar tersebut belum bisa memastikan apakah ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut
"Benar. Kami terus berkomunikasi dengan warga kita yang ada di Christchurch, dan memantau kondisi yang ada di sana," ujar Tantowi Yahya kepada Tribunnews melalui pesan WhatsApp, Jumat siang.
"Sampai saat ini belum ada info resmi dari polisi terkait pelaku, motif, dan jumlah korban yang jatuh.
Belum ada info juga mengenai WNI yang jadi korban," sambungnya.
Brutal dan Sadis
Aksi penembakan itu terbilang sangat sadis.
Pelaku menembak menggunakan senapan mesin, dan merekamnya menggunakan kamera aksi yang dipasang di kepalanya.
Senapan yang ia gunakan sampai mengeluarkan api, dan korban banyak berjatuhan di masjid tersebut.
"Polisi saat ini tengah merespons laporan penembakan yang terjadi di pusat Christchurch," bunyi pernyataan kepolisian Selandia Baru seperti dikutip AFP.
Media lokal melaporkan terdapat sejumlah korban di masjid tersebut, sementara beberapa orang lainnya telah dievakuasi.
Diberitakan New Zealand Herald, seorang pria bersenjata melepaskan serangkaian tembakan di dekat Masjid Al Noor di pusat Christchurch.
Baca: 40 Orang Tewas dalam Tragedi Penembakan Brutal di Masjid Al Noor Kota Christchurch Selandia Baru
Pria bersenjata lainnya juga terlihat berada di dekat sebuah masjid di Linwood.
Sebanyak enam orang dikabarkan telah dibawa ke Rumah Sakit Christchurch akibat insiden itu, dua di antaranya mengalami luka serius.
Saat kejadian berlangsung, tim kriket asal Bangladesh juga tengah berada di masjid tersebut untuk melaksanakan ibadah salat Jumat.
"Para pemain merasa terkejut tetapi semua dalam keadaan baik. Saya berbicara kepada mereka tak lama setelah insiden terjadi. Mereka mengatakan tak melihat apa-apa hanya mendengar suara tembakan," ucap Mario Villacarayen, pelatih tim kriket tersebut.
Villacarayen mengatakan para staf pelatih berada di hotel saat kejadian yang berlangsung sekitar pukul 13.40 waktu lokal itu.
Aparat bersenjata langsung dikerahkan ke lokasi kejadian di Deans Ave dekat Hagley Park. Kepolisian mendesak seluruh warga yang berada di pusat Christchurch untuk tetap berada di dalam ruangan dan segera melapor jika melihat tindakan-tindakan mencurigakan.
Seorang saksi mata mengatakan banyak orang tewas dalam penembakan massal di sebuah masjid di Kota Christchurch tersebut. (Yaspen Martinus / Warta Kota/kompas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua WNI yang Tertembak di Masjid Selandia Baru Berasal dari Yogyakarta" dan "Ayah dan Anak WNI Tertembak dalam Serangan Teroris di Selandia Baru"
Yuk Follow Akun Instagram tribunpontianak: