Gidot : Cap Go Meh di Pontianak Harus Dilaksanakan
Pemerintah, lanjutnya, tidak boleh melarang atau tidak memberikan ijin kepada suku, agama dan latar belakang apapun
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Menyoal permintaan agar Pemkot Pontianak tidak mengeluarkan izin perayaan Cap Go Meh, Pemkot Pontianak akan mengkajinya.
“Koordinasi dengan kepolisian. Kodim dan yang lainnya juga. Kita akan dikaji. Ini masih dikoordinasikan,” kata Edi Kamtono.
Tonton dan subscribe Youtube Channel Video Tribun Pontianak:
Baca: Buntut Penolakan Cap Go Meh di Kota Pontianak, Beredar Sususan Kepanitian dan Tercantum Nama Bahasan
Baca: Ada Nama Bahasan di Cap Go Meh Pontianak Tahun 2019, Yayasan Bhakti Suci Tak Jadi Panitia
Nama Bahasan Dicatut
Wakil Wali Kota Pontianak terpilih, Bahasan, angkat suara soal namanya yang masuk dalam kepanitian Perayaan Cap Go Meh (CGM) 2570 Imlek, Februari 2019 dan menjabat sebagai penangggung jawab.
Saat dikonfirmasi, Bahasan yang merupakan Wakil Wali Kota Pontianak terpilih mengaku tak pernah dikonfirmasi atau dihubungi namanya masuk dalam kepanitiaan tersebut.
"Masalah nama saya di kepanitian itu paling dicatut oleh panitia, mereka tidak ada konfirmasi sama saya selama ini," ucap Bahasan saat diwawancarai, Rabu (21/11/2018).
Bahasan mengaku, jangankan untuk panitia Cap Go Meh, panitia yang lainnya saja ia tak sempat.
Namun ia mengiyakan, namanya masuk dikomunitas Tionghoa, sebagai pembina.
Baca: Syarif Saleh: Tak Perlu Ada Penolakan Perayaan Cap Go Meh di Pontianak
Baca: TERPOPULER - Dari Pria Misterius Bersama Angel Lelga, Soal Izin Cap Go Meh 2019, Hingga Jungkook BTS
"Saya tidak masalah menjadi pembina di komunitas Tionghoa. Tapi kalau masuk kepanitian Cap Go Meh, itu bohong dan tidak ada sama sekali, tidak pernah ada konfirmasi sama saya," ujar Bahasan.
Sehari sebelumnya ia menuturkan, karena ada pemberitaan. Ketua panitia CGM langsung menelponnya dan minta maaf karena sudah mencatut namanya.
"Saye bukan orang Tionghoa, mana ngerti masalah Cap Go Meh, apalagi ular-ular naga itu, saya paling ngeri. Kalau dengan sapi, saya tak ngeri, karena saye biase ngurus sapi," jelasnya.
Adanya polemik masalah Cap Go Meh, Bahasan melihat harus dilihat kemaslahatannya.
"Lihat negatif dan positifnya, kalau memang negatifnya lebih besar maka perlu dimusyawarahkan lagi dan Cap Go Meh ini harus dicarikan solusi terbaik," pungkasnya. (RIDHO PANJI PRADANA/SYAHRONI/TRIBUN PONTIANAK)
Tonton dan subscribe Youtube Channel Video Tribun Pontianak: