Panik Teriakan Bom
TERUNGKAP Sebab-Akibat Sebut Bom di Pesawat Lion Air! Sarjana Asal Papua Pun Menangis
Mendapat teguran tersebut, Frantinus kemudian menunduk dan mengaku salah. Ia kemudian meminta maaf kepada pramugari tersebut.
TRIBUNPONTIANAK.co.id/Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Frantinus Narigi yang sudah ditetapkan menjadi tersangka karena candaan bom atau bomb joke menangis.
Pria yang baru saja meraih gelar sarjana asal Wamena, Papua ini menangis saat hendak masuk ke tahanan.
Frantinus sebelumnya membuat candaan bom di pesawat Lion Air JT 687 rute Pontianak-Jakarta.
Pengacara Frantinus, Theo Kristoporus Kamayo, mengatakan kliennya saat ini terlihat terus termenung namun kondisinya sehat.
Baca: LIVE STREAMING Persib Bandung Vs Bhayangkara Kick-off Pukul 20.30 WIB! Demi 4 Besar
Baca: Pengamat Hukum Nilai Aparat Terapkan Standar Ganda Tegakkan Hukum di Bandara
Frantinus kata Theo tidak menyangka rencananya kembali pulang ke kampung halaman justru berujung pahit karena ia saat ini ditahan Mapolresta Pontianak.
"Dia tadi sempat meneteskan air mata juga, sudah lama juga dia 6 tahun belum pulang ke kampung halaman," kata Theo.
Theo bercerita Frantinus memiliki orangtua yang bekerja sebagai mantri desa.
Ia satu-satunya anak di keluarganya yang bisa bersekolah tinggi hingga jenjang sarjana di Universitas Tanjungpura, Pontianak.
"Di keluarga ada 12 orang bersaudara, Frantinus saja yang sekolahnya sampai S1," kata Theo.
Marcelina Lin, Pengacara Frantinus yang lain juga menjelaskan bahwa pria lulusan Administrasi Negara FISIP Untan tersebut sebenarnya tidak bermaksud bercanda soal bom di dalam pesawat.
Awal mulanya lanjut Marcelina, Frantinus datang ke kabin pesawat sebagai penumpang terakhir.
Karena bagasi kabin dalam kondisi penuh Frantinus meletakkan beberapa barangnya di kolong kursi dan di pangkuannya.
Namun hal tersebut dilarang oleh pramugari.
Saat itu juga pramugari menegur Frantinus dan meletakkan tas yang berisi laptop ke dalam bagasi kabin.