Panik Teriakan Bom
Ditetapkan Tersangka, Pria Asal Wamena Menangis di Tahanan
Dia tadi sempat meneteskan air mata juga, sudah lama juga dia 6 tahun belum pulang ke kampung halaman
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Frantinus Narigi yang sudah ditetapkan menjadi tersangka karena candaan bom atau bomb joke menangis. Pria asal Wamena, Papua ini menangis saat hendak masuk ke tahanan.
Frantinus sebelumnya membuat candaan bom di pesawat Lion Air JT 687 rute Pontianak-Jakarta. Pengacara Frantinus, Theo Kristoporus Kamayo, mengatakan kliennya saat ini terlihat terus termenung namun kondisinya sehat.
Frantinus kata Theo tidak menyangka rencananya kembali pulang ke kampung halaman justru berujung pahit karena ia saat ini ditahan Mapolresta Pontianak.
"Dia tadi sempat meneteskan air mata juga, sudah lama juga dia 6 tahun belum pulang ke kampung halaman," kata Theo.
(Baca: GM PLN Kalbar Serahkan Santunan Kepada Anak Yatim Dan Dhuafa )
Theo bercerita Frantinus memiliki orangtua yang bekerja sebagai mantri desa. Ia satu-satunya anak di keluarganya yang bisa bersekolah tinggi hingga jenjang sarjana di Universitas Tanjung Pura, Pontianak. "Di keluarga ada 12 orang bersaudara, Frantinus saja yang sekolahnya sampai S1," kata Theo.
Marcelina Lin, Pengacara Frantinus yang lain juga menjelaskan bahwa pria lulusan Administrasi Negara FISIP Untan tersebut sebenarnya tidak bermaksud bercanda soal bom di dalam pesawat.
Awal mulanya lanjut Marcelina, Frantinus datang ke kabin pesawat sebagai penumpang terakhir.
Karena bagasi kabin dalam kondisi penuh Frantinus meletakkan beberapa barangnya di kolong kursi dan di pangkuannya. Namun hal tersebut dilarang oleh pramugari.
Saat itu juga pramugari menegur Frantinus dan meletakkan tas yang berisi laptop ke dalam bagasi kabin. Melihat cara memasukkan barang yang dilakukan pramugari kasar, Frantinus menegurnya.
"Hati-hati ada bom di dalam tas itu. Lalu pramugari menegurnya dengan keras," kata Marcelina.
Mendapat teguran tersebut, Frantinus kemudian menunduk dan mengaku salah. Ia kemudian meminta maaf kepada pramugari tersebut. Kepanikan yang kemudian terjadi di dalam pesawat, bukan reaksi dari omongan Frantinus yang disampaikan kepada pramugari.
"Tetapi kepanikan (terjadi) karena imbauan yang disampaikan pramugari kepada penumpang," kata Marcelina.
(Baca: Nyaris Tabrak Polisi Saat Hendak Ditangkap, Pemesan Sabu 2 Kg Ini Akhirnya Dilumpuhkan )
Saat menyampaikan imbauan kepada penumpang, pramugari sampai mengulangi imbauan empat kali. Pada imbauan pertama dan kedua, penumpang masih tenang dan belum terjadi kepanikan. Karena dalam imbauan tersebut tidak menyebutkan adanya ancaman bom dan penumpang diminta untuk keluar dengan tenang melalui pintu depan.
"Untuk alasan keselamatan penerbangan, para penumpang dimohon untuk meninggalkan pesawat melalui pintu depan," kata Marcelina menirukan pengumuman dari pramugari.
Namun, pada imbauan ketiga, kepanikan dalam pesawat terjadi. Karena pramugari menyebutkan adanya penumpang yang diduga membawa bahan peledak.
"Untuk alasan keselamatan penerbangan, para penumpang dimohon untuk meninggalkan pesawat melalui pintu depan karena diduga ada penumpang yang membawa bahan peledak. Itu yang membuat penumpang panik," kata Marcelina.