3 Penulis Akan Terbitkan Buku Sosok Ulama Dunia Asal Sambas, Syech H Muhammad Basiuni Imran

Seminar tersebut, menurut Erwin baru pada tahap pembahasan draf. Buku yang dibedah dalam seminar tersebut hanya sebatas rancangan.

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI
Erwin SAg MAg dan Ahmad Jais SAg MAg memegang buku Karya Agung Maharaja Imam Sambas, Syech H Muhammad Basiuni Imran, Kamis (16/11/2017). Keduanya menulis buku tersebut bersama Dr H Harjani Hefni MA. 

"Jadi, Kesultanan Sambas merupakan Kerajaan Islam yang memiliki Imam Kesultanan. Nah tugas dari Imam Kesultanan inilah yang memutuskan perkara hukum ketika Sultan Sambas ingin memutuskan perkara yang berkaitan dengan agama Islam, maka yang dipanggil itu adalah Kadi Syech H Muhammad Basiuni Imran," urainya.

Khusus untuk di Sambas, ada gelar yang unik digunakan, yaitu Maharaja Imam, yang dapat diartikan pada zaman saat ini sebagai Imam Besar.

"Yang dibawahnya nanti akan ada imam-imam lagi. Ada Imam Maharaja, khatib, penghulu, labai, yang itu semua adalah pegawai-pegawai agama yang ada di tingkat kerajaan," paparnya.

Karya-karya yang ditulis Syech H Muhammad Basiuni Imran, adalah untuk kepentingan menjawab persoalan-persoanal yang ada di tengah masyarakat. Untuk memberikan penjelasan tentang agama Islam, terhadap isu-isu yang berkembang pada zamannya.

"Tidaklah berlebihan, manakala Prof G F Pijper (1987:83), sejarawan asal Belanda, menyebut Basiuni sebagai orang yang betul-betul mewakili gerakan reformisme (Islam) Mesir di Indonesia," jelasnya.

Signifikansi penerbitan karya agung Maharaja Imam Sambas, Syech H Muhammad Basiuni Imran ini, antara lain dengan maksud untuk mengklasifikasikan karya Maharaja Imam Sambas, Syech H Muhammad Basiuni Imran, baik dalam bidang tafsir (Alquran), tauhid (kalam), fikih, maupun sejarah dan beberapa karyanya yang masih dalam bentuk tulisan tangan (manuskrip).

"Yang kedua, mempublikasikan kepada khalayak tentang pemikiran Maharaja Imam Sambas, Syech H Muhammad Basiuni Imran, agar dapat dibaca, dipelajari dan dikaji oleh generasi yang sekarang dan yang akan datang. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademis dan praktis," terangnya.

Adapun manfaat akademisnya antara lain, menambah khazanah intelektual Islam tentang karya tokoh ulama lokal, namun memiliki jaringan internasional. Dapat menjadi referensi bagi madrasah, pondok pesantren dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTIK) di Kalbar.

"Sumber primer bagi para peneliti untuk mengkaji eksistensi tokoh ini secara lebih spesifik. Sedangkan manfaat praktisnya, sebagai satu di antara ikon daerah Kabupaten Sambas, cinderamata bagi tamu-tamu resmi di Kabupaten Sambas atau pun sebagai koleksi museum dan perpustakaan daerah Kabupaten Sambas, yang dapat menjadi daya tarik wisata sejarah," sambungnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved