Panik Teriakan Bom
BEM Fisip Untan desak Kemenhub Investigasi Independen Kasus Bomb Joke FN
Beberapa diantara tuliskan spanduk tersebut tertulis diantaranya #savefrant, Kalbar Papua Bersaudara, #Kamibersamafrant, #Keluargabesar Fisip
Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Hadi Sudirmansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO,ID, PONTIANAK - Ratusan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Untan Pontianak mengelar unjuk rasa di bundaran tugu digulis Pontianak pada Kamis (31/5) sore.
Aksi turun ke jalan dengan melalukan long march dari Kampuas Fisip Untan menuju Tugu Digulis Pontianak mengawali unjuk rasa bersama perwakilan Himpunan Mahasiswa Papua di Kalbar.
Baca: Kabid Humas Polda Kalbar Benarkan Kasus Bomb Joke Dilimpahkan Ke PPNS Kemenhub
Aksi damai mahasiswa ini sambil membawa bendera merah putih dan beberapa spanduk yang berisikan tentang agar bebaskan Frantinus Nigiri Alumni mahasiswa Fisip Untan yang di tetapkan sebagai tersangka peristiwa Bomb Joke di Pesawat Lion Air JT 687 di Bandara Supadio Pontianak beberapa waktu lalu.
Baca: Kecam Penetapan Status FN Terburu-buru, Mahasiswa Fisip Untan Gelar Aksi Solidaritas
Beberapa diantara tuliskan spanduk tersebut tertulis diantaranya #savefrant, Kalbar Papua Bersaudara, #Kamibersamafrant, #Keluargabesar Fisip, Aksi Solidaritas Kampoes Biroe Fisip Untan dan serta mengharapkan penetapan tersangka Frantinus Nigiri berdasarkan bukti otentik, bukan karena opini publik.
Beberapa orasi sejumlah mahasiswa Fisip Untan dan perwakilan dari Mahasiswa yang tergabung Himpunan Mahasiswa Papua yang mengharapkan Frantinus Nirigi dapat di bebaskan.
Dalam pernyataan sikap dari Petisi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Untan yang di sampaikan oleh Adi Afrianto yakni
1. Meminta kepada pihak Kementerian Perhubungan untuk melakukan investigasi independen secara menyeluruh tentang peristiwa dugaan joke bom oleh saudara kami Frantinus Nirigi, serta mewajibkan pihak tersebut mengumumkan hasil investigasi mereka di publik, secepat-cepatnya.
2. Meminta secara tegas pihak Lion Air untuk bertanggungjawab sepenuhnya atas peristiwa kepanikan yang terjadi di atas pesawat hingga muncul jatuh korban. Menurut sejumlah sumber yang tepercaya, insiden kepanikan yang mengakibatkan sejumlah penumpang terluka dan dirawat adalah disebabkan lemahnya pengendalian petugas di dalam pesawat saat melakukan evakuasi serta penanganannya.
3. Mendesak kepolisian dan pejabat berwenang melakukan pemeriksaan mendalam, khususnya kepada para petugas di dalam pesawat seperti pramugari dan pilot yang telah mengambil tindakan evakuasi yang berakibat kepanikan penumpang. Karena berdasarkan keterangan hampir semua media, barang bawaan saudara kami Frantinus Nirigi telah diperiksa dan dikembalikan ke dalam pesawat.
4. Kami meyakini saudara Frantinus Nirigi tidak pernah melakukan teriakan BOM di dalam pesawat. Insiden kepanikan penumpang yang terjadi setelahnya adalah kekeliruan petugas di dalam pesawat saat menjalankan SOP.