Partisipasi Rendah, Mochtar Ngabalin Imbau Wanita Tak Canggung Terjun Ke Politik
Kaum wanita punya peran sangat penting dalam proses demokrasi guna kemajuan bangsa dan negara.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kementerian Pendayagunaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia mencatat partisipasi kaum wanita di kancah politik baru berkisar 17 persen se-Indonesia.
Wakil Ketua Balitbang Dewan Pimpinan Pusat Golongan Karya (DPP Golkar), Drs H Ali Mochtar Ngabalin MA mengimbau kaum wanita tidak canggung terjun ke dunia politik.
Kaum wanita punya peran sangat penting dalam proses demokrasi guna kemajuan bangsa dan negara.
(Baca: Tiga Sekolah di Sintang Ikuti Lomba Sekolah Sehat, Asisten Bupati Minta Lakukan Persiapan )
“Perempuan itu tiang negara. Tiang itu adalah sebuah sistem nilai. Jika perempuan baik, maka baik lah negara. Kalau perempuan rusak, maka rusaklah negara itu. Partisipasi perempuan di dunia politik harus ditingkatkan,” ungkapnya saat jadi narasumber Talkshow Perempuan dan Politik bertema Peluang dan Tantangan Perempuan Berkiprah di Dunia Politik di Gedung Zamrud Khatulistiwa Pontianak, Jalan Achmad Yani Pontianak, Selasa (24/10/2017).
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Fallah di Palu ini menegaskan Allah tidak membeda-bedakan status pria dan wanita dalam konsep amal.
(Baca: Parah! Dana Sumbangan Untuk Pengobatan Kanker Bocah Nevawati Digasak Maling, Netizen Kompak Geram )
Pria dan Wanita punya hak dan kewajiban sama berbakti bagi nusa dan bangsa melalui jalur politik.
“Dalam ayat Alquran, Allah selalu memanggil wal mukminin wal mukminat. Konsepnya sama dan sejajar. Ini konsep amaliyah,” terangnya.
Politik adalah sistem nilai dakwah, ekspansi Amaliah dan kemuliaan. Ngabalin menerangkan politik menjadi busuk dan tidak bernilai, ketika orang menempuh politik dengan cara praktis, bukan proses.
“Politik menjadi busuk ketika orang bisa dibayar (disogok_red). Lalu, satu kebijakan bisa dibeli dengan uang,” timpalnya.
Kaum wanita diminta tidak pasrah pada keadaan dan mesti berubah. Politik punya kekuatan menentukan dan memutuskan segala kebijakan pada suatu negara. Contoh kecil, harga keperluan dan bumbu dapur sehari-hari.
“Jika anda tidak berpolitik dan terjun ke partai politik, jangan pernah mengkritik kebijakan dan program pemerintah atau menuntut hak-hak rakyat. Kita perlu partai politik, melalui Pemilu dipersiapkan orang pilihan yang jadi representatif rakyat. Di parlemen, memperjuangkan aspirasi dan harapan masyarakat,” jelasnya.
Ke depan, ia berharap wanita tidak hanya berada di belakang pria. Namun, juga bisa berada di depan pria dalam upaya wujudkan negara maju dan besar. Wanita harus mampu mengubah kultur dan pandangan yang menyebutkan wanita harus di dapur, memasak, cuci piring, setrika dan hanya mengerjakan pekerjaan rumah lain.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/foto-bersama_20171024_191624.jpg)