HUT Kota Pontianak

Banyak Belum Tahu, Ini Sejarah Berdirinya Tugu Digulis, Ceritanya Bikin Haru

Tugu Digulis, Sejarah Kelam yang Terlupakan. tugu yang merekam pergerakan politik di Kalimantan Barat.

Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Claudia Liberani
Tugu Digulis. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dari kejauhan tampak sebelas tugu bambu runcing berdiri kokoh.

Tugu berwarna kuning yang sering menjadi identifikasi Kota Pontianak, selain Tugu Khatulistiwa.

Tugu ini adalah Tugu Digulis, sebuah tugu yang merekam pergerakan politik di Kalimantan Barat. 

(Baca: BK3S Latih Kemahiran Bagi PMKS dan Penyandang Disabilitas )

Hiruk pikuk kendaraan menjadi pemandangan yang disuguhkan Tugu Digulis.

Tidak jauh dari tugu, ada sebuah taman yang belum genap setahun diresmikan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji

Taman ini juga dinamai Taman Digulis.

Warga berfoto dan bersantairia di Taman Digulis, jalan A Yani, Pontianak, Kalbar, Jumat (12/5/2017) sore menjelang malam. Taman Digulis merupakan satu di antara ruang terbuka hijau ramah anak yang selalu ramai dikunjungi warga Pontianak siang dan malam hari. 
Warga berfoto dan bersantairia di Taman Digulis, jalan A Yani, Pontianak, Kalbar, Jumat (12/5/2017) sore menjelang malam. Taman Digulis merupakan satu di antara ruang terbuka hijau ramah anak yang selalu ramai dikunjungi warga Pontianak siang dan malam hari.  (TRIBUN PONTIANAK / ANESH VIDUKA)

Tempat di mana warga Pontianak maupun wisatawan datang untuk menikmati suasana sore atau sekadar menghabiskan waktu berlarian kecil mengitari jogging track yang telah disediakan pemerintah kota.

Keberadaan tugu ini bukanlah hal baru bagi warga Pontianak, terutama yang saban hari melewatinya.

Namun tidak banyak yang tahu kisah sejarah dibalik berdirinya sebelas tugu bambu runcing ini.

Sejarawan dan budayawan Syafaruddin Usman mengatakan Tugu Digulis memiliki hubungan erat dengan Sarekat Islam di Ngabang yang dibentuk tahun 1914.

Sebuah organisasi berbasis keagamaan yang mendapat banyak simpati dari masyarakat.

Pengendara melintas di air mancur Tugu Digulis Untan, Jl A Yani Pontianak yang baru diresmikan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Rabu (23/10/2013).
Pengendara melintas di air mancur Tugu Digulis Untan, Jl A Yani Pontianak yang baru diresmikan Wali Kota Pontianak, Sutarmidji, Rabu (23/10/2013). (TRIBUN PONTIANAK/GALIH NOFRIO NANDA)

“Pergerakan politik saat itu sangat vokal. Pemerintah Hindia Belanda takut pergerakan mereka melahirkan perlawanan yang lebih besar seperti yang terjadi di Jawa dan Sumatera," katanya.

(Baca: Tiga Tahun Berjalan, Tak Ada Aperatur Desa yang Terjerat Hukum )

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved