Laka Maut Jalan Tanjungpura
VIDEO: Wasiat Pensiunan Polisi Pontianak Sebelum Meninggal dalam Kecelakaan di Lampu Merah
Halid bukan hanya seorang pensiunan polisi; ia adalah sosok sederhana yang menanamkan nilai ketertiban dan kerja keras pada keluarganya.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Marlen Sitinjak
Ringkasan Berita:
- Trailer melaju dari arah Alun-Alun Kapuas menuju simpang Garuda dan berhenti di dekat lampu lalu lintas Pasar Tengah.
- Saat lampu lalu lintas berubah hijau, trailer mulai berjalan; bersamaan pengendara sepeda motor berbelok ke kanan dan melintas di depan trailer.
- Jarak yang terlalu dekat menyebabkan sepeda motor terlindas ban depan sisi kanan trailer, mengakibatkan cedera parah pada Halid.
- Korban sempat dirawat intensif di RS Bhayangkara namun dinyatakan meninggal dunia oleh petugas medis.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Keluarga dan tetangga mengenang Halid Abdullah bin Abdullah (76), purnawirawan Polri yang meninggal setelah sepeda motor yang dikendarainya terlindas truk kontainer di simpang empat Parit Besar, Jalan Tanjungpura, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu 12 November 2025.
Di rumahnya di Gang Pemangkat 1, suasana duka dan kenangan tentang kedisiplinan, kasih sayang, serta keteladanan mengisi setiap percakapan.
Sosok yang Ditinggalkan
Halid bukan hanya seorang pensiunan polisi; ia adalah sosok sederhana yang menanamkan nilai ketertiban dan kerja keras pada keluarganya.
Putranya, Hadiawan (43), mengingat ayahnya sebagai pria yang rapi dalam hal sekecil apa pun.
“Alat tukang itu harus di tempatnya. Bapak bilang, walaupun gelap kita harus tahu letaknya,” kenang Hadiawan.
• VIDEO: Angin Sangat Besar Datang Tiba-tiba! Kesaksian Korban Angin Puting Beliung Pontianak
Detik-detik yang Membekas
Kabar kecelakaan datang saat Hadiawan hendak menunaikan salat Zuhur. Ia bergegas ke RS Bhayangkara dalam hujan deras dan sempat mendengar ayahnya berbisik meski kesakitan.
“Monitor napas makin turun. Saya bisikkan banyak shalawat, ingat Allah. Pas saya baca Yasin, di tengah-tengah, perawat bilang bapak sudah tidak ada,” katanya sambil menahan air mata.
Kehilangan itu terasa begitu mendalam, namun Hadiawan mencoba ikhlas menerima sebagai bagian dari takdir.
Firasat dan Pesan Terakhir
Beberapa hari sebelum kejadian, Hadiawan mengaku sempat merasakan firasat saat membantu ayah mengurus surat pensiun tahunan.
Dalam acara lamaran adiknya, Halid juga sempat berkata sesuatu yang membuat keluarga terhenyak.
“Nanti kalau saya tidak ada, dia yang ganti,” sambil menunjuk Hadiawan. Kata-kata itu kini bergaung sebagai pesan dan amanat yang harus dijalani keluarga.
• VIDEO: Warkop Legend di Pontianak Ambruk, Heni Sebut Suara Seperti Gempa
Pemakaman Sesuai Wasiat
Sesuai permintaan almarhum, keluarga memakamkan Halid di pemakaman keluarga di Kalimas pada Jumat pagi.
Upacara berlangsung sederhana namun penuh penghormatan; tetangga dan kerabat berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir.
Hadiawan mengingat betapa awal prosesi pemakaman tidak diguyur hujan—hanya turun setelah semuanya selesai—seolah menjadi titik penghiburan kecil bagi keluarga.
Warisan yang Tersisa
Tetangga mengenang Halid sebagai pribadi ramah, jujur, dan penuh integritas.