Maut Medis Papua, Kader Posyandu Tewas Bersama Bayi Dalam Perut usai Ditolak 4 Rumah Sakit

Ia menyebut tragedi ini sebagai contoh kebobrokan sistem kesehatan di Papua. 

Menurutnya, banyak rumah sakit tidak dikelola dengan baik, termasuk peralatan medis yang rusak.

Gubernur berjanji melakukan evaluasi total terhadap rumah sakit di bawah pemerintah provinsi, termasuk mengganti direktur yang dinilai tidak menjalankan tugas dengan baik. 

Ia juga telah meminta bantuan langsung kepada Menteri Kesehatan untuk memperbaiki fasilitas kesehatan di Papua secepatnya.

Harapan Baru agar Tidak Ada Lagi ‘Irene’ Berikutnya

Bagi keluarga Irene, duka yang tertinggal tidak akan mudah terhapus. 

Dua anak yang ditinggalkannya kini harus tumbuh tanpa sosok ibu. 

Suaminya masih berjuang mencari keadilan. 

Sang mertua hanya berharap tragedi ini menjadi pelajaran besar bagi para tenaga kesehatan, agar tidak lagi berpegang pada prosedur administratif ketika nyawa pasien berada di ujung tanduk.

"Layani dulu pasien, baru urus administrasi," tegas Gubernur Fakhiri, sebuah pernyataan yang diharapkan benar-benar menjadi titik balik perbaikan layanan kesehatan di Papua.

Masyarakat kini menunggu tindakan nyata. 

Harapannya, tidak ada lagi Ibu hamil, tidak ada lagi bayi, tidak ada lagi keluarga yang harus kehilangan orang tercinta hanya karena sistem kesehatan yang gagal berfungsi.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kisah Pilu Ibu Hamil di Jayapura Meninggal Bersama Bayinya usai Diduga Ditolak 4 Rumah Sakit dan Tribun-Papua.com dengan judul Bayi Kami Mati di Tangan Medis: Kisah Pilu Irene Sokoy, Ibu Hamil Ditolak 4 RS di Ibu Kota Papua

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!