Berita Viral
Siswa SMP Dipukul Kursi Besi 2025, Mata Rabun dan Lumpuh
Siswa SMP dipukul pakai kursi besi hingga mata rabun dan lumpuh. Baca kronologi lengkap kasus bullying di Tangsel dan langkah hukum yang ditempuh!
Ringkasan Berita:
- “Awal dari MPLS sudah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali,” ungkapnya di Serpong, Senin 10 November 2025.
- Setelah MPLS usai, kekerasan fisik itu tak berhenti. MH disebut kerap menjadi sasaran tindakan kasar di dalam kelas.
- “Sering ditusuk pakai sedotan di tangan, lengannya ditendang, bahkan punggungnya pernah dipukul,” kata Y dengan mata berkaca-kaca.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus siswa SMP dipukul pakai kursi besi hingga menyebabkan mata rabun dan lumpuh di Tangerang Selatan mengguncang dunia pendidikan Indonesia.
Peristiwa tragis ini menimpa MH (13), pelajar salah satu SMP Negeri di Tangsel, yang kini terbaring lemah di RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan.
Akibat kekerasan tersebut, korban mengalami gangguan penglihatan dan kelumpuhan sebagian tubuh.
Keluarga menyebut tindakan kekerasan ini bukan pertama kali terjadi, bahkan sudah berlangsung sejak masa MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
Kasus siswa SMP dipukul kursi besi ini menjadi perhatian publik karena menunjukkan masih lemahnya pengawasan di lingkungan sekolah.
Pihak keluarga kini menuntut keadilan dan tanggung jawab pihak pelaku atas penderitaan korban.
Tragedi ini kembali menegaskan pentingnya langkah nyata untuk mencegah bullying di sekolah yang berujung fatal.
• Suami Bakar Istri dan Anak di Kutai Timur, Warga Syok 2025
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Siswa SMP Dipukul Pakai Kursi Besi hingga Mata Rabun dan Lumpuh
Kasus dugaan kekerasan terhadap siswa di lingkungan sekolah kembali menjadi perhatian publik.
Seorang pelajar berinisial MH (13), siswa salah satu SMP Negeri di Tangerang Selatan, menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan oleh teman sekelasnya.
Peristiwa tragis ini berujung pada kondisi kesehatan serius, di mana korban mengalami mata rabun dan kelumpuhan sebagian tubuh.
Kejadian siswa SMP dipukul pakai kursi besi ini menambah panjang daftar kasus perundungan (bullying) di dunia pendidikan Indonesia.
Banyak pihak menilai bahwa kekerasan semacam ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan sistem pencegahan di sekolah.
Berawal dari MPLS: Tanda Awal Kekerasan di Sekolah
Ibu korban, Y (38), menuturkan bahwa kekerasan terhadap anaknya telah terjadi sejak awal tahun ajaran baru, tepatnya saat kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
“Awal dari MPLS sudah kena juga dia, ditabokin sampai tiga kali,” ungkapnya di Serpong, Senin 10 November 2025.
Setelah MPLS usai, kekerasan fisik itu tak berhenti. MH disebut kerap menjadi sasaran tindakan kasar di dalam kelas.
“Sering ditusuk pakai sedotan di tangan, lengannya ditendang, bahkan punggungnya pernah dipukul,” kata Y dengan mata berkaca-kaca.
Puncak kekerasan terjadi pada Senin 20 Oktober 2025, ketika pelaku diduga memukul MH menggunakan kursi besi.
Akibatnya, kepala korban mengalami benjolan besar dan memicu gejala neurologis.
Kondisi Kesehatan Korban Kian Memburuk
Pasca pemukulan dengan kursi besi, kondisi fisik MH menurun drastis.
Kakak sepupunya, RF (29), menceritakan bahwa sejak 21 Oktober, penglihatan MH mulai kabur dan tubuhnya melemah.
“Matanya mulai rabun, badannya juga lemah seperti lumpuh,” ujar RF.
Keluarga sempat membawa MH ke RS Columbia BSD, namun karena keterbatasan fasilitas, pasien dirujuk ke RSUP Fatmawati.
Hingga kini, MH masih menjalani perawatan intensif dan belum sepenuhnya sadar.
Kasus siswa SMP dipukul kursi besi hingga lumpuh ini menggugah empati publik, terutama di media sosial.
Banyak warganet mengecam tindakan brutal tersebut dan menuntut agar pelaku serta pihak sekolah bertanggung jawab.
• Istri Izinkan Suami Cari Cinta Pertama di TV 2025, Kisah Nyata yang Mengharukan
Upaya Mediasi dan Respons Sekolah
Kepala Sekolah SMP Negeri tempat korban belajar, Frida Tesalonik, membenarkan bahwa telah ada pertemuan mediasi pada 22 Oktober 2025 antara pihak keluarga korban dan pelaku.
“Dalam surat pernyataan, orang tua pelaku menyanggupi biaya pengobatan untuk mata dan kepala korban,” ungkapnya.
Namun, pihak keluarga korban menyebut bahwa kesepakatan itu tidak dijalankan sepenuhnya.
Saat MH dirujuk ke RSUP Fatmawati, keluarga pelaku disebut tidak lagi menunjukkan itikad baik.
“Awalnya mereka mau tanggung jawab, tapi setelah tahu korban dirawat di Jakarta, malah menyuruh kami cari pinjaman uang sendiri,” ujar RF.
Pihak keluarga pun melaporkan kasus tersebut ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan (Dindik Tangsel) agar mendapat perhatian lebih serius.
Harapan Keluarga Korban
Keluarga MH kini hanya berharap kesembuhan bagi sang anak dan keadilan ditegakkan.
“Yang kami inginkan cuma satu, anak kami sembuh dan pelaku bertanggung jawab,” tutur RF dengan nada sedih.
Keluarga juga meminta pemerintah serta pihak sekolah untuk memperkuat sistem pencegahan bullying di SMP dan menanamkan budaya anti-kekerasan sejak dini.
Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bagi seluruh sekolah di Indonesia bahwa tindakan kekerasan, sekecil apa pun, tidak boleh diabaikan.
Refleksi dan Upaya Pencegahan Bullying di Sekolah
Kekerasan terhadap siswa seperti kasus siswa SMP dipukul pakai kursi besi menunjukkan bahwa bullying masih menjadi ancaman serius di dunia pendidikan.
Pemerintah, sekolah, dan orang tua perlu bersinergi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan ramah anak.
Beberapa langkah pencegahan yang disarankan antara lain:
- Memperkuat pendidikan karakter dan empati di sekolah.
- Membentuk tim khusus anti-bullying di setiap satuan pendidikan.
- Menyediakan layanan konseling psikologis bagi siswa korban maupun pelaku.
- Mendorong partisipasi aktif orang tua dalam pengawasan anak di sekolah.
Dengan kolaborasi semua pihak, tragedi seperti yang dialami MH diharapkan tidak terulang lagi di masa depan.
Kasus siswa SMP dipukul pakai kursi besi hingga mata rabun dan lumpuh menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan Indonesia.
Bullying bukan hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga kegagalan sistem dalam melindungi anak-anak di lingkungan sekolah.
Keadilan bagi MH dan keluarganya kini menjadi tuntutan banyak pihak, sembari masyarakat berharap agar tragedi ini menjadi momentum perubahan menuju sekolah yang lebih aman, empatik, dan berperikemanusiaan.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Dibully Teman Sekelas, Siswa SMP Rabun hingga Lumpuh, Ibu Menangis: Ditabokin 3 Kali
* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
siswa SMP dipukul kursi besi
kasus bullying di Tangsel
siswa SMP luka parah
korban kekerasan sekolah
Kekerasan Anak
perundungan di sekolah
kasus siswa dipukul
bullying SMP Negeri
anak lumpuh akibat kekerasan sekolah
ViralNews
| Daftar 10 Kondisi Medis atau Penyakit yang Dapat Membatalkan Keberangkatan Haji Tahun 2026 |
|
|---|
| MELESAT! Bocoran Harga Emas dan Perak Besok 11 November 2025 Hasil Ppediksi Pakar Bisnis Dunia |
|
|---|
| FANTASTIS Utang Pinjol dan Paylater Masyarakat RI Terbaru 2025 Tembus Rp 101,3 Triliun |
|
|---|
| FAKTA RUU Redenominasi Rupiah Mata Uang Rp 1000 Dipangkas Rp 1 yang Gencar Digodok Menkeu Purbaya |
|
|---|
| DIBUKA Lowongan Kerja Terbaru 2025 di PT Bank BCA Lulusan S1 untuk Construction Management Staff |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Siswa-SMP-Dipukul-Kursi-Besi-2025-Mata-Rabun-dan-Lumpuh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.