Pengalaman Wisata Dorong Niat Kunjungan Ulang dan Arus Ekonomi Lintas Batas ke Kuching

Hasil observasi menunjukkan bahwa pengalaman positif wisatawan Indonesia selama berkunjung ke Kuching memberikan pengaruh signifikan terhadap...

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
OBSERVASI LAPANGAN - Mahasiswa Magister (S2) Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura (UNTAN) Angkatan 35 Kelas Pontianak melaksanakan kegiatan observasi lapangan ekonomi perbatasan dengan tema “Dampak Pengalaman Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang dan Potensi Peningkatan Arus Ekonomi Wisatawan Indonesia ke Kuching.” 
Ringkasan Berita:
  • Wawancara dan pengamatan langsung di beberapa destinasi wisata utama Kuching seperti Waterfront, Patung Kucing, Tasik Biru, serta kawasan kuliner dan pusat perbelanjaan.
  • Hasil observasi menunjukkan bahwa pengalaman positif wisatawan Indonesia selama berkunjung ke Kuching memberikan pengaruh signifikan terhadap niat mereka untuk melakukan kunjungan ulang, sekaligus membuka potensi peningkatan arus ekonomi lintas batas antara Kalimantan Barat dan Sarawak.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MALAYSIA - Mahasiswa Magister (S2) Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura (UNTAN) Angkatan 35 Kelas Pontianak melaksanakan kegiatan observasi lapangan ekonomi perbatasan dengan tema “Dampak Pengalaman Wisata terhadap Niat Kunjungan Ulang dan Potensi Peningkatan Arus Ekonomi Wisatawan Indonesia ke Kuching.”

Kegiatan ini berlangsung pada 29 Oktober hingga 2 November 2025 sebagai bagian dari mata kuliah Ekonomi Regional, Perkotaan, dan Perbatasan.

Kegiatan observasi lapangan ini dipimpin langsung oleh Ketua Program Studi S2 Ilmu Ekonomi UNTAN Dr. Erni Panca Kurniasih, S.E., M.Si. dan didampingi oleh Ketua Jurusan IESP FEB UNTAN Dr. Nurul Bariah, S.E., M.Si. Mahasiswa melakukan wawancara dan pengamatan langsung di beberapa destinasi wisata utama Kuching seperti Waterfront, Patung Kucing, Tasik Biru, serta kawasan kuliner dan pusat perbelanjaan.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pengalaman positif wisatawan Indonesia selama berkunjung ke Kuching memberikan pengaruh signifikan terhadap niat mereka untuk melakukan kunjungan ulang, sekaligus membuka potensi peningkatan arus ekonomi lintas batas antara Kalimantan Barat dan Sarawak.

Budaya Serumpun Jadi Daya Tarik Utama

Dari hasil wawancara terhadap wisatawan asal Kabupaten Sambas, Pontianak, dan Mempawah, ditemukan bahwa kesamaan budaya dan bahasa menjadi faktor penting yang mendorong kenyamanan wisatawan Indonesia berlibur ke Kuching.

“Budaya dan bahasanya mirip, jadi terasa seperti di rumah sendiri,” ungkap Juniar, wisatawan asal Pontianak yang rutin berkunjung ke Kuching bersama keluarganya.

Selain itu, karakter masyarakat Kuching yang ramah dan lingkungan kota yang bersih juga memberikan kesan positif bagi wisatawan. Banyak di antara mereka menyebut Kuching sebagai kota yang “tenang, tertib, dan ramah bagi wisatawan.”

Baca juga: Jajaki Kolaborasi Riset Borneo, Tiga Mahasiswa S2 Ekonomi Untan Paparkan Rencana Tesis di UNIMAS

Biaya Wisata Terjangkau

Hampir seluruh responden menilai bahwa biaya wisata ke Kuching lebih hemat dibandingkan berlibur ke kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta atau Bali.

“Kalau punya satu juta rupiah saja sudah bisa berlibur ke Kuching. Penginapan dan transportasinya masih sangat terjangkau,” ujar Hairiah, wisatawan asal Sambas yang sudah sering berkunjung.

Akses Mudah dan Fasilitas Lengkap

Kemudahan akses menjadi salah satu keunggulan wisata Kuching. Para wisatawan dapat menempuh perjalanan melalui PLBN Aruk di Kabupaten Sambas atau PLBN Entikong di Kabupaten Sanggau.

“Dari Sambas hanya sekitar tiga jam perjalanan darat. Akses jalan bagus dan banyak pilihan transportasi seperti travel dan kendaraan pribadi,” jelas Zakiah, wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ke Kuching bersama teman-temannya.

Selain itu, fasilitas penginapan dan sarana wisata seperti hotel, apartemen, hingga pusat belanja modern membuat wisatawan merasa lebih nyaman dan memiliki banyak pilihan.

Kuching: Kota Aman, Bersih, dan Ramah Wisatawan

Kuching dinilai sebagai destinasi wisata yang aman, tertata, dan bersih.

Bagi wisatawan Indonesia, faktor lingkungan yang nyaman serta kesamaan cita rasa kuliner menjadi daya tarik tersendiri.

“Masyarakatnya ramah, kotanya bersih, makanannya enak dan halal. Tidak heran banyak wisatawan Indonesia datang lagi dan lagi,” tutur Nisah, wisatawan asal Mempawah yang sering membawa keluarganya berlibur ke Kuching. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved