Berita Viral

Siswa SD Kertek Tewas Dipukuli di Sekolah, Tragedi Mengerikan Bullying 2025

Kasus siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah mengguncang Wonosobo. Simak kronologi lengkap, tanggapan polisi dan cara mencegah bullying di sekolah.

YouTube Tribunnews
SISWA TEWAS DIBULLY - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribunnews, Jumat 10 Oktober 2025, memperlihatkan kasus siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah mengguncang Wonosobo. Simak kronologi lengkap, tanggapan polisi, dan cara mencegah bullying di sekolah. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah mengguncang masyarakat Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. 

Korban, berinisial TA (9), meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan atau bullying di sekolah. 

Kasus ini bukan sekadar kabar duka, melainkan peringatan keras bagi semua pihak tentang pentingnya pengawasan dan pendidikan karakter di lingkungan sekolah.

Tragedi yang menimpa TA menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial dan grup WhatsApp pada Rabu 8 Oktober 2025.

Sebelumnya, bocah kelas tiga sekolah dasar ini sempat dirawat intensif di rumah sakit akibat luka dalam di bagian perut hingga akhirnya meninggal dunia.

Sang ayah, Dedi Handi Kusuma (34), menceritakan kisah memilukan anaknya yang sempat menangis dan mengeluh sakit setelah dipukul di bagian perut seusai upacara Hari Kesaktian Pancasila.

TA bahkan sempat berucap lirih, “Bapak, aku mau pindah sekolah,” sebelum akhirnya meninggal dunia.

Kini, kasus siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah tengah diselidiki pihak kepolisian, sementara masyarakat menuntut transparansi dan langkah konkret untuk mencegah peristiwa serupa terjadi lagi.

Bocah SD Tewas Diduga Akibat Bully Kakak Kelas, Tubuh Lebam hingga Muntah Darah

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Kronologi Lengkap Kasus Bullying Siswa SD Kertek

Menurut keterangan keluarga, insiden bermula pada Rabu 1 Oktober 2025 saat sekolah menggelar upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Sepulang dari sekolah, TA tampak lemah dan mengeluh sakit di bagian perut.

Ia juga mengalami sesak napas yang semakin parah dalam beberapa hari berikutnya.

Melihat kondisi yang tak kunjung membaik, keluarga membawa TA ke dokter dan kemudian ke RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. 

Setelah tiga hari menjalani perawatan intensif dan sempat menjalani operasi karena ditemukan cairan di paru-paru, TA akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Selasa 7 Oktober 2025 malam.

Sebelum meninggal, TA sempat menceritakan kepada ayahnya bahwa dirinya dipukul oleh teman sekelas.

 Ia juga mengaku sempat ditahan dan dijatuhkan ke lantai. 

Namun, versi lain menyebutkan bahwa ada lebih dari satu pelaku yang terlibat.

“Anak saya bilang yang mukul satu orang, tapi ada juga yang bilang anak saya dipegang dan dipukul ramai-ramai,” ujar Dedi.

Sementara itu, pihak sekolah hingga kini belum memberikan keterangan resmi. 

CCTV di lokasi pun belum diperlihatkan kepada pihak keluarga.

Respons Pihak Kepolisian dan Proses Penyelidikan

Menanggapi kasus kematian siswa SD di Kertek akibat dugaan pemukulan, Kasat Reskrim Polres Wonosobo AKP Arif Kristiawan menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman.

“Kasus ini masih kami dalami. Kami juga belum bisa memastikan lokasi kejadian karena belum ada saksi dan rekaman CCTV,” jelasnya.

Polisi berencana memeriksa sejumlah saksi, termasuk pihak sekolah, teman-teman korban, dan tenaga pengajar yang berada di lokasi saat kejadian.

Kasus ini diharapkan bisa segera terungkap agar keluarga mendapat keadilan dan menjadi pelajaran bagi sekolah lain tentang pentingnya mencegah kekerasan di lingkungan pendidikan.

Tragedi Siswa SMA Garut Akhiri Hidup dengan Bunuh Diri Akibat Di Bully Teman Sekolah

Bullying di Sekolah: Ancaman Nyata Bagi Anak Indonesia

Kasus siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah bukanlah yang pertama di Indonesia. 

Bullying atau perundungan tidak hanya berdampak fisik, tapi juga psikologis dan sosial bagi korban. 

Korban sering kali mengalami trauma mendalam, kehilangan kepercayaan diri, hingga prestasinya menurun drastis.

Dampak Bullying di Sekolah

  1. Rasa rendah diri dan kehilangan harga diri
    Anak korban bullying sering merasa tidak berharga dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
  2. Masalah kesehatan mental
    Korban mengalami stres, kecemasan, bahkan depresi yang bisa berujung pada gangguan psikologis serius.
  3. Penurunan prestasi akademik
    Ketakutan dan tekanan psikologis membuat korban sulit fokus belajar.
  4. Keterasingan sosial
    Korban bisa dikucilkan oleh teman sebaya dan kehilangan semangat untuk bersekolah.

Langkah Pencegahan Bullying di Sekolah

Untuk mencegah kasus serupa seperti kematian siswa SD di Kertek akibat pemukulan, diperlukan langkah nyata dari semua pihak sekolah, guru, siswa, hingga orangtua.

1. Edukasi Tentang Bullying Sejak Dini

Sekolah harus memberikan pemahaman kepada siswa tentang bentuk-bentuk perundungan dan dampaknya. 

Edukasi bisa dilakukan lewat seminar, drama edukatif, atau pembelajaran tematik.

2. Pendekatan Terpadu antara Guru dan Orangtua

Komunikasi dua arah sangat penting. 

Guru harus sigap jika ada tanda-tanda anak mengalami kekerasan, sementara orangtua perlu terbuka mendengarkan keluhan anak tanpa menghakimi.

3. Membangun Empati dan Kesadaran Sosial

Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan membantu teman yang kesulitan, bukan mengejek atau merendahkan.

4. Penerapan Aturan dan Sanksi Tegas

Sekolah harus memiliki mekanisme pelaporan dan sanksi yang jelas bagi pelaku bullying. 

Penegakan disiplin penting agar tidak ada budaya diam terhadap kekerasan.

5. Pengawasan Lebih Ketat di Sekolah

Setiap area sekolah, terutama yang jarang terpantau seperti toilet, taman belakang, atau lapangan, perlu dipantau dengan CCTV atau patroli guru.

6. Dukungan Psikologis untuk Korban

Konselor sekolah perlu memberikan ruang aman bagi siswa untuk bercerita. 

Pendampingan psikolog sangat penting agar korban tidak menanggung trauma sendirian.

Bullying SMK Cikarang Sebabkan Rahang Patah dan Trauma Psikis

Menghidupkan Kembali Sekolah Sebagai Tempat Aman dan Nyaman

Tragedi siswa SD Kertek tewas dipukuli di sekolah menjadi cambuk bagi dunia pendidikan. 

Sekolah bukan hanya tempat menuntut ilmu, tapi juga ruang pembentukan karakter dan empati.

Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan setiap anak merasa aman, dihargai, dan diterima apa adanya.

Pencegahan bullying bukan sekadar aturan tertulis, tapi komitmen moral untuk menciptakan budaya kasih sayang di lingkungan pendidikan.

Mari bersama-sama memutus rantai kekerasan dan membangun generasi muda yang saling menghormati serta berani menolak perundungan.

Ayo Hentikan Bullying Sekarang!

Kisah tragis TA harus menjadi pelajaran bagi semua. 

Tidak boleh ada lagi anak yang kehilangan masa depan hanya karena kekerasan di sekolah.

Mulailah dari hal kecil mendengarkan anak, menegur perilaku kasar, dan menanamkan empati sejak dini.

Dengan begitu, kita bisa mewujudkan sekolah yang benar-benar menjadi tempat tumbuhnya generasi cerdas, berkarakter, dan berperikemanusiaan.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Siswa SD Kertek Tewas usai Dipukuli di Sekolah, Ayah Ingat Tangis Terakhirnya: Bapak, Aku Mau Pindah

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved