Berita Viral
Viral Siswa SMP Dikeroyok di Palopo 2025, Orang Tua Laporkan ke Polisi
Kasus viral siswa SMP dikeroyok di Palopo 2025 heboh di media sosial. Orang tua korban laporkan pelaku ke polisi. Simak kronologi dan tanggapan.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus siswa SMP dikeroyok di lingkungan sekolah kembali mencuat dan menjadi sorotan publik.
Peristiwa yang terjadi di SMP Negeri 13 Kambo, Kota Palopo, Sulawesi Selatan ini viral di media sosial setelah video pengeroyokan tersebut diunggah ke Instagram oleh akun @palopo_info.
Dalam rekaman berdurasi singkat itu, tampak seorang siswa berseragam sekolah dipukuli oleh beberapa temannya secara brutal.
Aksi tersebut memicu kemarahan warganet dan mendatangkan gelombang kecaman luas.
Masyarakat menilai, tindakan kekerasan di lingkungan sekolah seperti ini tidak hanya melanggar norma sosial, tapi juga mengkhianati nilai pendidikan yang seharusnya menanamkan rasa empati dan saling menghargai antar siswa.
Korban yang diketahui bersekolah di SMP Negeri 13 Kambo Palopo tampak tidak berdaya saat dikeroyok.
Bahkan, salah satu pelaku sempat memerintah korban untuk bangun, namun ketika korban berusaha berdiri, ia kembali dipukul oleh pelaku lain.
Rekaman ini kemudian menyebar cepat di berbagai platform media sosial dan menjadi topik hangat pada pekan ini.
• Viral Grup Facebook Gay Solo, 15 Pelajar Positif HIV Terindikasi Kelompok Lelaki Seks Lelaki
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Kronologi Kasus Pengeroyokan Siswa SMP Negeri 13 Palopo
Menurut keterangan pihak sekolah, insiden pengeroyokan siswa SMP di Palopo tersebut terjadi pada Selasa, 7 Oktober 2025, di area sekolah setelah jam pelajaran usai.
Kepala SMP Negeri 13 Palopo, Suwarnita Sago Gani, menjelaskan bahwa peristiwa itu bermula dari candaan sepele di kantin sekolah.
“Awalnya hanya masalah kecil, candaan di kantin. Kejadiannya sudah lewat jam pulang, ketika para guru sudah meninggalkan sekolah,” jelas Suwarnita pada Kamis 9 Oktober 2025.
Namun candaan tersebut berujung serius hingga terjadi pemukulan.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh dan mengeluh sakit kepala.
Dari pengakuan orang tua korban, Pina, anaknya mengalami banyak luka fisik akibat pengeroyokan tersebut.
Reaksi Keluarga Korban
Pina, ibu korban, menuturkan bahwa dirinya merasa kecewa dan tidak terima dengan perlakuan yang diterima anaknya.
“Saya tempuh jalur hukum dan saya pastikan anak yang keroyok anakku masuk penjara serta dinonaktifkan dari sekolah,” ujarnya dengan tegas saat dihubungi pada Rabu 8 Oktober 2025.
Pina juga mengaku tidak mengetahui pasti alasan anaknya menjadi korban kekerasan.
“Saya kurang tahu kenapa dikeroyok. Saya dapat kabar dari orang tua lain karena saat kejadian saya sedang berada di Samarinda,” tambahnya.
Langkah Hukum dan Sikap Polisi atas Kasus Pengeroyokan
Menanggapi kasus viral siswa SMP dikeroyok di Palopo, pihak kepolisian melalui Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Sahrir menyampaikan bahwa mereka telah mengetahui adanya insiden tersebut.
“Laporan resmi belum masuk, tapi unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) sudah melakukan penyelidikan,” ujarnya.
Menurutnya, proses penyelidikan sedang berjalan dan pihak kepolisian akan menindaklanjuti laporan resmi dari keluarga korban.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ulang video kekerasan tersebut agar tidak memperburuk kondisi psikologis korban.
Tanggapan Sekolah: Upaya Mediasi dan Sanksi Pelaku
Pihak sekolah mengaku sudah melakukan upaya mediasi antara keluarga korban dan keluarga pelaku.
Namun, pertemuan pertama belum membuahkan hasil karena keluarga korban belum lengkap hadir.
“Kemarin kami sudah mencoba mediasi, tetapi baru dihadiri kakek dan tante korban. Pertemuan lanjutan akan kami jadwalkan dengan menghadirkan orang tua, pelaku, dan pemerintah setempat,” ungkap Kepala Sekolah Suwarnita.
Sanksi Disiapkan untuk Pelaku dan Perekam Video
Suwarnita menegaskan, pihak sekolah akan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku pengeroyokan serta siswa yang merekam dan menyebarkan video insiden tersebut.
“Apapun keputusan keluarga korban nanti, kami akan tentukan sanksinya. Untuk sementara, siswa pelaku masih aktif bersekolah tapi dalam pengawasan ketat,” jelasnya.
Ibu korban berharap agar pelaku mendapat sanksi maksimal agar kejadian serupa tidak terulang.
“Anak-anak yang keroyok anak saya harus dikeluarkan dari sekolah,” ujarnya penuh emosi.
• 7 Fakta Tewasnya Farid Murid SMK 3 Pontianak, Tragedi yang Bikin Hati Tersayat 2025
Fenomena Kekerasan di Sekolah: Alarm bagi Dunia Pendidikan
Kasus pengeroyokan siswa SMP di Palopo ini menambah daftar panjang tindak kekerasan di lingkungan sekolah.
Fenomena serupa sering kali bermula dari hal sepele seperti candaan, kesalahpahaman, atau perundungan (bullying) yang dibiarkan tanpa pengawasan.
Pakar pendidikan menilai bahwa sekolah seharusnya tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang pembentukan karakter dan pengendalian emosi bagi remaja.
Hilangnya kontrol sosial dan lemahnya pengawasan setelah jam sekolah sering kali menjadi celah munculnya tindakan kekerasan di antara siswa.
Media sosial pun memperparah keadaan dengan mempercepat penyebaran video kekerasan yang dapat menimbulkan trauma baru bagi korban dan keluarganya.
Upaya Pencegahan dan Solusi Jangka Panjang
Pencegahan kekerasan di sekolah memerlukan kerja sama antara pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Pendekatan edukatif serta pembinaan karakter harus dilakukan secara konsisten.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Direkomendasikan:
- Peningkatan pengawasan di lingkungan sekolah
Guru dan staf sekolah perlu memastikan tidak ada siswa yang masih berkumpul setelah jam sekolah tanpa pendampingan. - Program konseling dan edukasi anti-bullying
Sekolah perlu mengadakan kegiatan rutin untuk mengedukasi siswa tentang dampak kekerasan dan pentingnya empati. - Peran aktif orang tua
Orang tua diharapkan terlibat aktif dalam memantau pergaulan anak dan berkomunikasi intensif dengan pihak sekolah. - Penerapan sanksi tegas dan adil
Pihak sekolah dan aparat hukum harus bersikap tegas agar memberikan efek jera kepada pelaku kekerasan.
Harapan untuk Sekolah yang Aman dan Ramah Anak
Kasus viral siswa SMP dikeroyok di Palopo 2025 menjadi pelajaran berharga bagi dunia pendidikan Indonesia.
Insiden ini menunjukkan bahwa pengawasan dan pembinaan karakter siswa tidak boleh diabaikan, bahkan setelah jam pelajaran berakhir.
Harapannya, pihak berwenang dapat menegakkan hukum secara adil, dan sekolah mampu menciptakan lingkungan yang aman, bebas kekerasan, serta benar-benar mendidik generasi muda agar memiliki empati dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Viral Siswa SMP Jadi Korban Pengeroyokan di Lingkungan Sekolah, Orang Tua Laporkan Pelaku ke Polisi dan Tribun-Timur.com dengan judul Belum Disanksi, 3 Siswa SMPN 13 Palopo Pelaku Pengeroyokan Masih Sekolah
* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
siswa SMP dikeroyok
viral pengeroyokan Palopo
kekerasan di sekolah
orang tua lapor polisi
SMP Negeri 13 Kambo
kasus bullying pelajar
tindak kekerasan remaja
kejadian viral 2025
berita Palopo hari ini
kasus kekerasan anak
Anak Syok Baca Wasiat Ayah, Keluarga Hancur Usai Temukan Aib Tersembunyi 2025 |
![]() |
---|
MIRIS! Puskesmas Kunci UGD, Pasien Terlantar di Kursi Tunggu hingga Muntah-muntah |
![]() |
---|
Dana Bagi Hasil 2026 Capai Rp1,73 Triliun, Cek Rincian Uang Rakyat Kalbar |
![]() |
---|
ANEH! Suami Bunuh Istri Gegara Susu Anak, Kronologi Tragis di Bombana 2025 |
![]() |
---|
DETIK-Detik Perahu Nelayan Tenggelam di Teluk Sukadana! Kirim Pesan Terakhir Sebelum Diselamatkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.