Viral Pontianak

KRONOLOGI Pemerasan Ngaku Wartawan di SPBU Pontianak, Modus Minta Uang Acara Tanpa Proposal

Pegawai SPBU, Rustam (64), menceritakan bahwa pelaku datang sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung meminta bertemu dengan pimpinan SPBU. 

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Chris Hamonangan Pery Pardede
PEMERASAN NGAKU WARTAWAN - Pegawai SPBU, Rustam saat ditemui di SPBU Pertamina 64.781.05, Jalan Tanjung Pura, Kecamatan Pontianak Selatan, pada Jumat 7 November 2025. Rustam menceritakan dugaan pemerasan orang yang mengaku sebagai wartawan di SPBU tempat ia bekerja. 
Ringkasan Berita:
  • Pelaku sempat naik ke lantai atas untuk mencari pimpinan, namun akhirnya turun kembali dan meninggalkan lokasi. 
  • Rustam menyebut pelaku kemudian pergi dengan seorang driver ojek online Maxim ke sebuah showroom motor di Jalan Jenderal Urip. 
  • Sebelum mendatangi SPBU, pelaku terlebih dahulu diketahui sempat singgah di Kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dan melanjutkan perjalanannya yang berakhir di Pasar Tengah.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Viral kasus pemerasan bermodus mengaku sebagai wartawan di SPBU Pertamina 64.781.05, Jalan Tanjung Pura, Kecamatan Pontianak Selatan, Rabu 5 November 2025 lalu.

Bagaimana kronologi pemerasan itu?

Kronologi Pemerasan Modus Wartawan

Pegawai SPBU, Rustam (64), menceritakan bahwa pelaku datang sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung meminta bertemu dengan pimpinan SPBU. 

Saat diberitahu bahwa pimpinan tidak berada di tempat, pelaku justru menyebut Rustam sebagai bos. 

"Saya bilang saya ini hanya kuli (pegawai), bukan bosnya. Lalu dia naik ke atas bilang mau minta sumbangan. Katanya wartawan mau mengadakan acara, jadi minta dana konsumsi atau untuk beli air minum," ujar Rustam kepada TribunPontianak.co.id, pada Jumat 7 November 2025.

Rustam menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan uang tanpa proposal resmi dan perintah langsung dari pimpinan. 

Kronologi Seorang Anak Meninggal Dunia Tertimpa Longsoran Tanah Saat Bermain di Aliran Anak Sungai

Namun, pelaku tetap bersikeras meminta uang meskipun tidak menunjukkan proposal yang sah. 

"Saya bilang kami tidak bisa mengeluarkan uang satu rupiah pun tanpa perintah dari pimpinan karena ada prosedurnya. Biasanya kalau ada proposal resmi, baru bos kami putuskan berapa nominalnya. Tapi dia ini tetap kekeh minta, padahal pimpinan tidak ada di tempat," tambahnya.

Pelaku sempat naik ke lantai atas untuk mencari pimpinan, namun akhirnya turun kembali dan meninggalkan lokasi. 

Rustam menyebut pelaku kemudian pergi dengan seorang driver ojek online Maxim ke sebuah showroom motor di Jalan Jenderal Urip. 

Sebelum mendatangi SPBU, pelaku terlebih dahulu diketahui sempat singgah di Kantor Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat dan melanjutkan perjalanannya yang berakhir di Pasar Tengah.

Menurut keterangan driver Maxim yang mengantarkan pelaku, setelah sekitar setengah jam menunggu di Pasar Tengah, pelaku tidak muncul lagi. 

Saat bertanya kepada warga sekitar, diketahui bahwa pria tersebut dikenali oleh beberapa orang di kawasan itu. 

"Driver ini tanya ke orang-orang warung kopi situ, ternyata orang-orang situ tahu dengan orang ini. Kata orang warung kopi itu dia sering ke sini nanti dia nyebrang kata orang-orang situ," tutur Rustam.

KRONOLOGI Tragis Penemuan Jasad Wanita Gantung Diri di Selimbau Kapuas Hulu, Polisi Ungkap Fakta Ini

Rustam menambahkan saat meminta uang, pelaku tidak menyebutkan jumlah nominal yang diinginkan. 

Ia juga sempat memperlihatkan kartu identitas pers yang digantung di lehernya tersebut. 

"Ciri-cirinya agak brewokan, tapi di foto ID card-nya bersih tanpa brewok. Mungkin fotonya sudah lama," ungkap Rustam.

Driver Maxim yang sempat mengantarkan pelaku kembali mendatangi SPBU keesokan harinya untuk melihat rekaman CCTV. 

Namun, wajah pelaku tidak terlihat jelas di rekaman tersebut. 

"Dia bilang sudah dilaporkan dan disarankan untuk diviralkan. Saya bilang kalau mau dilanjutkan lapor, silakan saja, karena kami tidak dirugikan secara langsung," ujar Rustam.

Rustam pun mengimbau agar masyarakat, khususnya para pelaku usaha dan pengelola SPBU, lebih berhati-hati terhadap modus penipuan serupa. 

"Sekarang ini banyak modus penipuan. Ada yang datang tanpa proposal, ada juga yang menjual proposal palsu. Jadi jangan mudah percaya atau langsung memberikan uang sebelum memastikan kejelasannya. Kalau saya sudah sering menghadapi yang seperti ini, jadi tidak terkecoh," tegasnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved