Seratus Ribu Rasanya Kayak Seribu, Cerita Mahasiswa Ketapang Bertahan di Kota Pontianak

Ia menuturkan, tinggal jauh dari orang tua membuatnya belajar untuk mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ayu Nadila
BIAYA HIDUP - Javrilianus Wadi (20), mahasiswa semester lima Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti (UPB) yang berlokasi di Jl. Komodor Yos Sudarso No.1, Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Rabu 15 Oktober 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Biaya hidup mahasiswa di perantauan kerap menjadi tantangan tersendiri.

Hal itu dirasakan oleh Javrilianus Wadi (20), mahasiswa semester lima Fakultas Pertanian Universitas Panca Bhakti (UPB) yang berlokasi di Jl. Komodor Yos Sudarso No.1, Sungai Beliung, Kecamatan Pontianak Barat, Rabu 15 Oktober 2025.

Sejak awal kuliah, Javrilianus tinggal di kos di kawasan Sungai Rengas.

Ia mengaku harus mengatur sendiri seluruh pengeluaran hariannya.

"Untuk awal masuk kuliah itu kan ngekos sendiri, jadi pengeluaran sama jajan sehari-hari juga sendiri. Biasanya kalau seminggu bisa sampai Rp1,5 juta untuk jajan aja. Itu sudah di luar biaya kos," ujarnya saat ditemui tribunpontianak.co.id.

Menurutnya, biaya kos per bulan sebesar Rp650 ribu sudah termasuk fasilitas Wi-Fi, listrik, dan air.

Namun, jika ditotal dengan kebutuhan lain, pengeluarannya bisa mencapai Rp7 hingga Rp8 juta per bulan.

"Kadang ada keperluan lain juga. Tiba-tiba ingin beli pakaian, dan kalau sudah belanja itu kadang nggak ngira-ngira. Jadi yang besar itu biasanya ke pakaian dan belanjaan biasa," tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa di Pontianak Habiskan Hingga Rp 2 Juta per Bulan untuk Biaya Hidup

Meski begitu, Javrilianus mengaku fasilitas tempat tinggalnya sudah cukup memadai.

"Yang paling penting itu jaringan, kayak Wi-Fi. Terus air juga lancar, itu sudah cukup sih," katanya.

Ia menuturkan, tinggal jauh dari orang tua membuatnya belajar untuk mandiri dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

"Yang pasti sih saya mencari teman dulu untuk meringankan beban. Jadi nanti kalau bisa, mau cari kontrakan bareng biar bisa saling membantu. Karena hidup jauh dari orang tua itu butuh teman," ungkapnya.

Javrilianus berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap fasilitas tempat tinggal mahasiswa dari daerah pedalaman.

"Pemerintah sebaiknya menyediakan tempat tinggal untuk anak-anak yang jauh dari kota. Soalnya belum tentu setiap bulan orang tua bisa kirim penuh," harapnya.

Ia juga menambahkan bahwa tingginya harga kebutuhan pokok semakin memperberat beban mahasiswa di perantauan.

"Sekarang harga pasar kan lumayan melonjak. Seratus ribu aja rasanya kayak uang seribu," pungkasnya sambil tersenyum. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved