Dua Halte di Pontianak Ini Jadi Sorotan! Poster Robek dan Sampah Berserakan

Setiap harinya, ada sekitar dua hingga tiga orang yang terlihat menunggu angkutan umum di halte itu.

Penulis: Peggy Dania | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Peggy Dania
HALTE PONTIANAK MEMPRIHATINKAN - Foto kondisi Halte MAN 2 Pontianak (kanan) pada Minggu 7 September 2025 yang cukup memprihatinkan karena terlihat beberapa sampah di belakang berserakan. Sama halnya juga dengan kondisi Halte Taman Akcaya Jl Sutan Syahrir yang banyak dikerumuni daun kering berserakan (kiri). 

Kursi penunggunya cat nya sudah mulai mengelupas dan besi kursi terlihat berkarat.

Namun atap halte  masih dalam kondisi baik. 

Terlihat pula  beberapa UMKM berjualan di sekitar halte, meskipun saat itu tidak ada tampak penumpang yang menunggu.

Pengamat: Halte Kota Pontianak Perlu Dirawat, Bukan Hanya Jadi Tempat Menunggu Penumpang

Pengamat Minta Halte Tidak Terbengkalai

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Tanjungpura, Zulkarnaen, menyoroti kondisi halte-halte yang ada di Kota Pontianak

Ia menilai, keberadaan halte sebagai bagian dari wajah kota tidak bisa dibiarkan terbengkalai, meski fungsi transportasi massal kini kian berkurang.

“Angkutan kota yang dulu menjadi transportasi massal boleh dikatakan sudah hilang seiring waktu. Maka fungsi halte sebagai tempat menunggu penumpang pun hampir tidak berfungsi lagi sekarang. Namun halte ini tetap punya nilai sejarah dan menjadi pernak-pernik kota yang harus dijaga,” ujarnya.

Zulkarnaen mengingatkan, meskipun ada potensi pengurangan anggaran di Dinas Pekerjaan Umum (PU), pemeliharaan halte tidak bisa diabaikan. 

Menurutnya, perlu ada kolaborasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar keberadaan halte tetap terawat, indah, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

“Halte bukan hanya untuk menunggu angkot. Sekarang orang menunggu bisa saja untuk ojek online. Karena itu, halte perlu disentuh dengan nilai seni, supaya suasananya indah. Jangan sampai dibiarkan kusam,” tegasnya.

Selain nilai estetika, Zulkarnaen menekankan bahwa halte juga menyimpan nilai sejarah yang harus dipertahankan.

Ia menilai, perawatan halte tidak bisa hanya dibebankan pada satu instansi.

“Harus ada kolaborasi untuk menjaganya, karena halte ini juga bagian dari sejarah kota. Dengan begitu, Pontianak bisa menunjukkan halte yang tidak hanya fungsional, tapi juga memiliki nilai seni dan sejarah,” pungkasnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved