Pembunuhan di Kayong Utara

MOTIF Kasus Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara Akhirnya Terungkap!

Namun KN dinyatakan meninggal usai mengalami pendarahan pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Kolase Faisal Ilham/Istimewa
KASUS PEMBUNUHAN MIRAWATI - Kolase foto Jaitun (kiri) bersama keponakannya saat ditemui di kediamannya di Jalan Sungai Gali, Pangkalan Buton, Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, Rabu 29 Oktober 2025 (kiri atas) dan Terduga pelaku pembunuhan Mirawati (27), karyawan PT Cipta Usaha Sejati (CUS) di Kayong Utara saat dirawat di RSUD Gusti Abdul Gani, Lamandau, Kalteng sebelum dinyatakan meningal pada Rabu 29 Oktober 2025 dini hari (tengah). 

‎Ia mengungkapkan bahwa KN meninggal dunia dikarenakan mengalami pendarhan.

Sebelum meninggal K sempat kritis dan akhirnya meninggal di RSUD Gusti Abdul Gani, Lamandau, Kalteng. 

‎"Setelah ditangkap, sekitar pukul 11.00 WIB tersangka dibawa ke RSUD Gusti Abdul Gani Lamandau untuk dilakukan perawatan. Namun pada Rabu pukul 00.15 WIB pelaku dinyatakan kritis, dan pada pukul 00.30 WIB meninggal dunia akibat pendarahan," jelasnya. 

‎Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah terduga pelaku langsung diantar ke rumah orang tuanya di Dusun Pematang Rimba, Desa Teluk Mutiara, Kecamatan Sungai Laur, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sekitar pukul 05.00 WIB. Jenazah kemudian diserahterimakan kepada pihak keluarga pada pukul 12.00 WIB.

KEJANGGALAN Kasus Pembunuhan Mirawati di Kayong Utara, Keluarga Ungkap Fakta Mengejutkan

Keluarga Ungkap Kejanggalan

Di sisi lain, ibu korban, Jaitun, menilai banyak kejanggalan dalam peristiwa yang merenggut nyawa anaknya itu.

‎‎Ia mengaku sulit memahami penjelasan bahwa pelaku hanya berniat mencuri.

‎‎“Kalau betul dia mau mencuri, kenapa hanya anak saya yang jadi korban? Di mes itu ada dua orang, tapi yang satu tidak apa-apa. Barang-barang lain tidak diambil, motor anak saya yang di curi malah dibakar. Tak masuk di akal kalau cuma mau mencuri,” ungkap Jaitun dengan suara bergetar kepada  Tribun Pontianak, Rabu 29 Oktober 2025.‎

‎Jaitun juga mempertanyakan mengapa dirinya tidak pernah mendapat pemberitahuan resmi dari polisi mengenai penangkapan hingga kematian pelaku berinisial KN.

‎Ia menuturkan, kabar meninggalnya pelaku justru ia dapatkan dari orang lain, bukan dari aparat kepolisian.

‎‎“Kami tahunya dari orang lain, bukan dari polisi. Kami ingin tahu benar, kenapa bisa meninggal. Jangan-jangan dia tidak sendiri,” ujarnya penuh curiga. 

‎‎Menurut Jaitun, seharusnya pihak kepolisian menghubungi keluarga secara langsung untuk menyampaikan perkembangan kasus, termasuk kondisi pelaku.

‎‎Sebelumnya, ia bahkan sempat berpesan agar pelaku ditangkap dalam keadaan hidup, karena ingin bertanya langsung mengenai motif sebenarnya.

‎‎“Seharusnya perwakilan pihak polisi datang kerumah atau menelpon untuk memberikan kabar ini, Saya juga sudah pesan, kalau pelakunya ketemu jangan langsung diapa-apakan. Tangkap hidup-hidup saja, saya ingin tahu kenapa anak saya sampai dibunuh begitu sadis,” tuturnya.

‎‎Kejanggalan itu bukan hanya soal Jaitun yang tidak mendapat informasi mengenai penangkapan maupun kondisi K yang telah meninggal dunia.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved