Pemkab Abai? SDN 06 Sawah Sambas Rusak Parah, Guru dan Siswa Belajar dengan Rasa Takut Setiap Hari

Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun terakhir tanpa ada perhatian serius dari pihak terkait.

|
Penulis: Imam Maksum | Editor: Syahroni
ISTIMEWA
RUSAK PARAH - Kondisi jendela kelas, WC rusak, dinding kusam, dek mengelupas hingga atap bocor SDN 06 Sawah Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar. Kondisi memilukan itu telah mengkhawatirkan siswa dan guru sejak 2023. Sampai sejauh ini pihak sekolah terus berharap bantuan renovasi, Jumat 10 Oktober 2025. 

Dengan kondisi sekolah yang rusak, para guru dan siswa setiap hari belajar dalam suasana was-was.

Lantai kayu yang rapuh dikhawatirkan bisa membahayakan anak-anak, apalagi banyak bangku dan kursi yang rusak hingga harus menggunakan kursi plastik seadanya.

“Kalau dibiarkan, bisa saja ada siswa yang terperosok. Bagaimana mereka mau fokus belajar kalau kondisinya seperti ini,” tambah Johdi.

Baca juga: Oca Fahira Pulang untuk Selamanya, Tangis Pilu Iringi Jenazah Oca Ketika Diturunkan ke Liang Lahat

Dia menambahkan, saat ini bangunan sekolah kembali mengkhawatirkan.

Guru dan murid merasa khawatir saat belajar akibat dinding bolong, debu, lantai yang rawan membahayakan siswa.

SDN 06 Sawah terakhir kali mendapat bantuan renovasi dari pemerintah daerah pada tahun 2013 dan 2014. 

Namun itu pun hanya sebatas perbaikan atap, lantai, dan dek.

Kini, setelah lebih dari 10 tahun, kerusakan kembali parah.

Masyarakat dan pihak sekolah berharap pemerintah segera turun tangan.

Bagi mereka, sekolah adalah harapan utama anak-anak perbatasan untuk menggapai masa depan.

“Kalau fasilitasnya saja tidak layak, bagaimana mutu pendidikan bisa meningkat?” tutup Johdi penuh harap.

Fakta-fakta menarik dari kasus SDN 06 Sawah Sambas:

  1. Sekolah berdiri sejak 1978, terakhir direnovasi pada 2013-2014.
  2. Fasilitas rusak: lantai lapuk, dinding bolong, atap rapuh, WC, kursi, meja, papan tulis, dan jendela tak layak.
  3. Sudah 3 tahun terakhir kondisi makin parah tanpa perhatian pemerintah.
  4. Gotong royong warga hanya mampu tambal sulam.
  5. Proposal perbaikan sudah diajukan 2 kali ke Dinas Pendidikan, tapi tidak pernah terealisasi.
  6. Petugas dinas dijanjikan turun ke lapangan sejak September 2025, namun belum datang.
  7. Guru dan murid belajar dalam kondisi tidak nyaman dan berisiko kecelakaan.
  8. Orang tua murid sampai harus menambal lantai kayu secara swadaya.
  9. Dana BOS dan bantuan komite hanya cukup untuk perbaikan ringan.
  10. Masyarakat berharap ada perhatian khusus karena sekolah berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved