Pemkab Abai? SDN 06 Sawah Sambas Rusak Parah, Guru dan Siswa Belajar dengan Rasa Takut Setiap Hari

Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun terakhir tanpa ada perhatian serius dari pihak terkait.

|
Penulis: Imam Maksum | Editor: Syahroni
ISTIMEWA
RUSAK PARAH - Kondisi jendela kelas, WC rusak, dinding kusam, dek mengelupas hingga atap bocor SDN 06 Sawah Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar. Kondisi memilukan itu telah mengkhawatirkan siswa dan guru sejak 2023. Sampai sejauh ini pihak sekolah terus berharap bantuan renovasi, Jumat 10 Oktober 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Potret menyedihkan dunia pendidikan kembali mencuat dari wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 06 Sawah, Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, kini menjadi sorotan karena kondisi bangunannya yang memprihatinkan.

Bangunan yang berdiri sejak 1978 itu sudah mengalami kerusakan parah.

Lantai papan banyak yang lapuk, dinding kusam dan berlubang, atap mulai rapuh, hingga WC siswa, meja, kursi, papan tulis, dan jendela tak lagi layak digunakan.

Kondisi ini sudah berlangsung lebih dari tiga tahun terakhir tanpa ada perhatian serius dari pihak terkait.

Kepala Desa Sebayan, Rino, mengungkapkan bahwa orang tua murid dan masyarakat sekitar sudah berulang kali melakukan gotong royong untuk memperbaiki kerusakan agar siswa tetap bisa belajar.

Baca juga: TRAGEDI Muara Sungai Sambas! Sechali Warga Jawa Tengah ABK KM Abg Kepri Hilang Tenggelam, 6 Selamat

Namun, usaha itu hanya sebatas tambal sulam.

“Pertengahan tahun ini orang tua murid dan komite sekolah menambal lantai yang roboh secara swadaya. Tapi ini tidak bisa jadi solusi permanen,” ujar Rino, Jumat 10 Oktober 2025.

Ia menegaskan, kondisi ini sudah pernah disampaikan kepada Dinas Pendidikan Sambas sejak 2023, bahkan melalui forum resmi di kantor bupati.

Namun hingga kini, belum ada realisasi bantuan.

Hal senada juga diungkapkan Kepala SDN 06 Sawah, Johdi.

Menurutnya, pihak sekolah sudah dua kali mengajukan proposal bantuan, termasuk untuk perbaikan WC dan rehabilitasi total.

Baca juga: DUKA di SMAN 2 Pontianak! Putri Aipda Sugino Dinyatakan Meninggal Usai Insiden Terjatuh di Sekolah

Sayangnya, hingga kini tidak ada tindak lanjut dari dinas terkait.

“Katanya ada rencana rehab total untuk 10 sekolah. Data sudah kami kirim sesuai permintaan, tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan"

"Petugas dinas juga dijanjikan akan meninjau ke lokasi, tapi sejak September belum datang,” jelas Johdi.

Dengan kondisi sekolah yang rusak, para guru dan siswa setiap hari belajar dalam suasana was-was.

Lantai kayu yang rapuh dikhawatirkan bisa membahayakan anak-anak, apalagi banyak bangku dan kursi yang rusak hingga harus menggunakan kursi plastik seadanya.

“Kalau dibiarkan, bisa saja ada siswa yang terperosok. Bagaimana mereka mau fokus belajar kalau kondisinya seperti ini,” tambah Johdi.

Baca juga: Oca Fahira Pulang untuk Selamanya, Tangis Pilu Iringi Jenazah Oca Ketika Diturunkan ke Liang Lahat

Dia menambahkan, saat ini bangunan sekolah kembali mengkhawatirkan.

Guru dan murid merasa khawatir saat belajar akibat dinding bolong, debu, lantai yang rawan membahayakan siswa.

SDN 06 Sawah terakhir kali mendapat bantuan renovasi dari pemerintah daerah pada tahun 2013 dan 2014. 

Namun itu pun hanya sebatas perbaikan atap, lantai, dan dek.

Kini, setelah lebih dari 10 tahun, kerusakan kembali parah.

Masyarakat dan pihak sekolah berharap pemerintah segera turun tangan.

Bagi mereka, sekolah adalah harapan utama anak-anak perbatasan untuk menggapai masa depan.

“Kalau fasilitasnya saja tidak layak, bagaimana mutu pendidikan bisa meningkat?” tutup Johdi penuh harap.

Fakta-fakta menarik dari kasus SDN 06 Sawah Sambas:

  1. Sekolah berdiri sejak 1978, terakhir direnovasi pada 2013-2014.
  2. Fasilitas rusak: lantai lapuk, dinding bolong, atap rapuh, WC, kursi, meja, papan tulis, dan jendela tak layak.
  3. Sudah 3 tahun terakhir kondisi makin parah tanpa perhatian pemerintah.
  4. Gotong royong warga hanya mampu tambal sulam.
  5. Proposal perbaikan sudah diajukan 2 kali ke Dinas Pendidikan, tapi tidak pernah terealisasi.
  6. Petugas dinas dijanjikan turun ke lapangan sejak September 2025, namun belum datang.
  7. Guru dan murid belajar dalam kondisi tidak nyaman dan berisiko kecelakaan.
  8. Orang tua murid sampai harus menambal lantai kayu secara swadaya.
  9. Dana BOS dan bantuan komite hanya cukup untuk perbaikan ringan.
  10. Masyarakat berharap ada perhatian khusus karena sekolah berada di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved