Sejarawan muda Kabupaten Sambas Aan, S.Pd mengatakan, Jembatan Batu atau yang lebih dikenal dengan Gerattak Batu adalah salah satu keunikan sejarah di Sambas.
Menurutnya, Jembatan tersebut di bangun pada 1941.
Jembatan tersebut bergaya arsitektur Belanda, yang dibuat oleh arsitek orang Indonesia.
"Gerattak Batu ini adalah sebuah keunikan sejarah di Sambas, dibangun pada tahun 1941 dengan gaya Belanda dan diarsiteki oleh orang Indonesia," ujarnya
Menurutnya tentara Jepang saat masuk ke Indonesia pada umumnya menjalankan misi menghancurkan peninggalan Belanda.
Namun Jembatan Gerattak Batu tidak dihancurkan oleh Jepang.
"Tidak dihancurkan oleh tentara Jepang, yang saat itu sedang dalam misi menghancurkan sisa dan simbol Belanda di Sambas," jelasnya.
Peperangan kala itu kata A'an, berlangsung antara tentara Jepang dan prajurit Belanda cukup sengit.
Ia menjelaskan, pada saat itu 90 persen bangunan yang dibuat oleh kolonial Belanda dibom dan diratakan dengan tanah.
• Tragedi Jembatan Daeng Manambon, Ketua DPRD Mempawah Minta Polisi Selidiki Unsur Kelalaian
Sementara itu, 10 persen yang tersisa adalah dua jembatan besar yang menjadi urat nadi, bahkan objek paling vital kala itu.
Satu di antaranya adalah Jembatan Batu.
"Tahun 1942, Jepang masuk ke Sambas. Mereka membombardir benteng-benteng kecil atau tangsi Belanda tanpa sisa. Bangunan-bangunan Belanda dikuasai, sebagian besar dihancurkan. Kecuali dua jembatan, dan salah satunya Gerattak Batu," tutupnya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!