Sambas Dalam Data

2 Jembatan Ikonik Sambas Kisah Mitos Jembatan Gagal Dirobohkan Masa Jepang

Editor: Hamdan Darsani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMBATAN BATU - Keberadaan Jembatan Batu di Kabupaten Sambas merupakan ikon di Kota Sambas. Terdapat banyak cerita mistis pada jembatan yang menjadi infrastuktur vital masyarakat di Sambas.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Terdapat jembatan di Kabupaten Sambas yang menjadi ikon.

Kabupaten Sambas merupakan wilayah yang dikenal sebagai daerah Serambi Mekkah.

Gelar itu lantaran, masyarakat di Kabupaten Sambas sangat memegang syariat islam dalam sendi kehidupan.

Terdapat dua Jembatan yang menjadi ikon Kabupaten Sambas.

Kedua Jembatan tersebut yakni Jembatan Sabbok dan Jembatan Batu.

Berikut ini penjelasan singkat pada dua jembatan tersebut.

Seorang Pria Meninggal Dunia Diduga Kecelakaan Tunggal di Jembatan Sabok Sambas 

Jembatan Sabok.

Jembatan atau Gertak Sabok merupakan infrasturuktur vital di Kabupaten Sambas.

Jembatan tersebut membentang sungai sambas kecil dan terletak di sisi timur Istana Sambas.

Jembatan menghubungkan Desa Tanjung Mekar dan Desa Dalam Kaum.

Terdapat cerita dipercaya oleh masyarakat secara turun temurun bahwa Geratak Sabok konon katanya dibangun pada tahun 1800an pada masa kolonial Belanda dan pada zaman Kesultanan Sambas era Sultan Muhammad Tsafioeddin II,

dan keberadaan jembatan kayu tersebut konon mendapat perlindungan dari Kaum Bunian sejenis Mahluk Gaib yang masih memiliki hubungan dengan silsilah kerajaan pada Kesultanan Sambas. 

Mashur diceritakan bahwa Jembatan Sabok  tidak bisa dihancurkan oleh Jepang, pada waktu mereka mengekspansi Kalimantan yang disisi timur mendarat di Tarakan dan Balikpapan dan disisi Barat mendarat di Pantai Pemangkat, pada 1941-1942

Semasa mengekspansi KalBar Jepang berencana menghancurkan pangkalan udara Belanda dengan serangan udara dan membombardir sepanjang Sambas sampai Sanggau Ledo, namun Geratak Sabok masih tetap kokoh ditengah bombardir bom yang dijatuhkan lebih banyak meleset ke hutan-hutan yang ada disekitar jembatan tersebut.

Jembatan Batu.

Sejarawan muda Kabupaten Sambas Aan, S.Pd mengatakan, Jembatan Batu atau yang lebih dikenal dengan Gerattak Batu adalah salah satu keunikan sejarah di Sambas.

Menurutnya, Jembatan tersebut di bangun pada 1941.

Jembatan tersebut bergaya arsitektur Belanda, yang dibuat oleh arsitek orang Indonesia. 

"Gerattak Batu ini adalah sebuah keunikan sejarah di Sambas, dibangun pada tahun 1941 dengan gaya Belanda dan diarsiteki oleh orang Indonesia," ujarnya

Menurutnya tentara Jepang saat masuk ke Indonesia pada umumnya menjalankan misi menghancurkan peninggalan Belanda.

Namun Jembatan Gerattak Batu tidak dihancurkan oleh Jepang.

"Tidak dihancurkan oleh tentara Jepang, yang saat itu sedang dalam misi menghancurkan sisa dan simbol Belanda di Sambas," jelasnya.

Peperangan kala itu kata A'an, berlangsung antara tentara Jepang dan prajurit Belanda cukup sengit.

Ia menjelaskan, pada saat itu 90 persen bangunan yang dibuat oleh kolonial Belanda dibom dan diratakan dengan tanah.

Tragedi Jembatan Daeng Manambon, Ketua DPRD Mempawah Minta Polisi Selidiki Unsur Kelalaian

Sementara itu, 10 persen yang tersisa adalah dua jembatan besar yang menjadi urat nadi, bahkan objek paling vital kala itu.

 Satu di antaranya adalah Jembatan Batu.

"Tahun 1942, Jepang masuk ke Sambas. Mereka membombardir benteng-benteng kecil atau tangsi Belanda tanpa sisa. Bangunan-bangunan Belanda dikuasai, sebagian besar dihancurkan. Kecuali dua jembatan, dan salah satunya Gerattak Batu," tutupnya. (*) 

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini