PONTIANAK- Menjadi guru yang teladan adalah sebuah prinsip. Bekerja ikhlas dan sabar menjadikan Aldora Helsa Goewyn semangat dalam mendidik anak-anak TK di Immanuel Pontianak.
Kesehariannya sebagai guru TK ternyata tidak melupakan pendidikan dan prestasi yang terus ia raih hingga saat ini.
Bersandang sebagai Miss Chinese Indonesian 2020, Dora sapannya, berhasil memenangkan ajang bergengsi dari masyarakat China di Indonesia dengan mewakili daerah Kalbar tersebut.
Ditemui Tribun di sela mengajar, Dora yang sigap ternyata memiliki jiwa disiplin dan tegas. Namun dengan karakter yang lembut, ia mendidik muridnya dengan sepenuh hati tanpa memandang perbedaan.
"Saya mulai mengajar dari tamat sekolah, tertarik mengajar karena saya merasa tertantang untuk mendidik karakter anak-anak yang lucu dan polos ini," ujar Aldora Helsa Goewyn.
Miss Dora, sapaan murid-murid kepadanya, ternyata adalah guru yang dikagumi. Muda dan berbakat, murid-muridnya juga terlihat manja dan bertanggung jawab. Jelas saja, ia harus siap ketika muridnya menarik bajunya, berlari, mengganggu teman-temannya, bahkan memintanya untuk membantu membukakan sebuah botol minum.
• Pajero Indonesia One Chapter Ketapang Diresmikan, Enanda: Pertama Kali Berdiri di Kalbar
"Menjadi panutan mereka untuk belajar kadang buat saya berpikir, apa yang perlu saya lakukan agar mereka mau mendengarkan saya sebagai ibu gurunya. Tetapi, mendidik anak murid yang masih TK tantangannya jauh lebih besar, dibutuhkan kesabaran, kecerdasan dan juga kenyamanan," tambah Aldora Helsa Goewyn.
Mengapa, ia melanjutkan, bahwa anak-anak TK mempunyai pemikiran yang luwes dan imajinatif. Ketika salah memberikan contoh, maka salah pula yang dipraktekkan mereka, namun sebaliknya, sebagai guru muda, Dora mengilhami bahwa dirinya ingin memberikan pandangan yang terarah dan juga contoh yang tepat bagi karakter anak sejak dini.
Lebih jauh dalam mendidik muridnya, Dora memiliki cara yang ampuh untuk mendisiplinkan mereka. Ketika ada yang bermain, dan tidak mau mendengarkan, Dora mengajak anak tersebut untuk keluar ruangan kelas.
"Sebenarnya itu bukan hukuman, tapi cara pendisiplinan ya. Biasanya anak-anak kalau sudah saya ajak keluar mereka mulai khawatir, kesalahan apa yang sudah dibuat, lalu saya bertanya dan memberitahukan bahwa bermain saat belajar adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Bicaranya pun seperti ibu yang berbicara kepada anaknya dengan lembut, tidak perlu marah-marah karena anak-anak menerima frekuensi kasih sayang tersebut," papar Aldora Helsa Goewyn.
Dora menyakini, kasih sayang yang diberikan orangtua kepada setiap muridnya jauh lebih besar. Hanya saja, pendidikan dengan kedisiplinan membutuhkan seorang guru yang hebat dan siap bertanggung jawab.
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: