Selain memgancam sekolah, api karhutla juga nyaris membakar dua unit bangunan milik warga. Karena jarak api kurang dari 50 meter, dan asap semakin pekat di sekitar situ, 8 jiwa yang terdiri dari 3 kepala keluarga (KK) harus mengungsi.
Mereka ada yang mengungsi ke posko yang berlokasi di kampung yang lebih dalam jauh dari sumber api, dan ada juga yang mengungsi ke rumah keluarga di Kota Mempawah.
Baca: Kebakaran Lahan Capai 250 Hektare, Kades Sejegi Sebut Sudah Selayaknya Masyarakat Dievakuasi
Baca: Gubernur Sutarmidji Pastikan Sanksi Tegas Perusahaan yang Terlibat Kebakaran Lahan
Satu diantara pengungsi yang sudah tiga hari menempati posko di Dusun Telayar adalah Yuniarti (35) dan ibunya. Akrab disapa Yuyun, dia mengaku tidak mau mengungsi jauh-jauh dari rumah karena khawatir api merembet ke rumahnya.
Kendati sudah ada satu unit mesin pompa air yang dipinjamkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah kepada masyarakat Dusun Telayar untuk menyiram api yang mendekati rumah warga dan sekolah dia tetap khawatir.
"Api itu datangnya tidak tentu, kadang malam, kadang sore, karena tergantung arah angin, kalau angin mengarah ke permukiman pasti api menyala, dan kami hidupkan mesin untuk memadamkannya," tuturnya.
Selian Yuyun, warga lain Mariani (53) juga mengaku khawatir api merembet kerumahnya, kendati asap sudah pekat di permukiman dia juga belum mau mengungsi.
"Kita ini was-was api merembet kerumah, kalau memang asap ini sudah tidak bisa di toleransi lagi apa boleh buat, kita siap dievakuasi," pungkasnya.