Api Karhutla Mengancam, Aktivitas Belajar Mengajar di Dusun Telayar Mempawah Terpaksa Diliburkan

Penulis: Muhammad Rokib
Editor: Ishak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karena api karhutla yang sudah mendekati bangunan sekolah, siswa SDN 19 Telayar terpaksa diliburkan.

Api Karhutla Mengancam Sekolah, Aktivitas Belajar Mengajar di Dusun Telayar Terpaksa Diliburkan

MEMPAWAH - Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang semakin pekat di sekitar permukiman penduduk di Dusun Telayar, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, membuat sekolah terpaksa diliburkan.

Dusun Telayar adalah salah satu daerah terluar dan terpencil yang masuk dalam wilayah Kecamatan Mempawah Timur.

Demi mewujudkan pemerataan pendidikan pemerintah menyediakan satu sekolah dasar disana yakni SDN 19 Telayar.

Namun asa untuk bersekolah bagi anak-anak di Dusun Telayar menjadi terhambat, sebab bencana asap yang melanda Dusun mereka yang sampai saat ini terhitung sudah berlangsung dua pekan.

Baca: Waspada Bencana Asap, Kasat Lantas Polres Mempawah Imbau Masyarakat Hati-hati Berkendara

Baca: Kebakaran Lahan di Dusun Telayar Mempawah Semakin Dekati Pemukiman, BPBD dan Masyarakat Siaga 24 Jam

"Api kebakaran juga sudah mendekati bangunan sekolah, jika para siswa berdiri didalam kelas, dan memandang ke arah jendela belakang maka akan telrihat jelas kobaran api yang jaraknya kurang dari 50 meter," ujar Ketua RT 13, Dusun Telayar, Yudi Ardana (38) saat diwawancara Tribun, Rabu (7/8/2019) siang.

Akibat hembusan angin yang cukup kencang kata Yudi, api begitu cepat meluas dan asap semakin pekat, apalagi ketika arah angin menuju ke bangunan sekolah.

Pemerintah daerah, juga telah meliburkan aktivitas belajar mengajar di SDN 19 Telayar karena khawatir anak-anak usia sekolah terserang penyakit, atau lebih berbahaya lagi jika sampai ada yang celaka akibat api karhutla.

"Sejak sepekan yang lalu, ketika asap mulai pekat di permukiman penduduk, dan api karhutla merembet ke halaman belakang sekolah aktivitas belajar mengajar sudah diliburkan sampai batas waktu yang belum bisa di tentukan," tuturnya.

Saat ini hanya ada kelas II dan kelas IV saja yang masih aktif belajar di SDN 19 Telayar. Karena penduduk Dusun Telayar sudah tidak ada lagi anak-anak yang usianya cukup untuk mendaftar sekolah maka tidak melakukan penerimaan siswa baru.

Lebih jauh, Yudi menceritakan, bahwa sebelumnya pernah terjadi kebakaran hutan yang cukup besar di Dusun Telayar, berkisar tahun 2012 dan 2013 lalu, tapi tidak begitu parah.

Baca: Kebakaran Lahan di Dusun Telayar Mempawah Semakin Dekati Pemukiman, BPBD dan Masyarakat Siaga 24 Jam

Baca: Karhutla di Desa Sejegi Mempawah Meluas Hingga Capai 250 Hektar, Puluhan Balita Terserang ISPA

Kendati setiap tahun selalu terjadi kebakaran hutan di Dusun Telayar, menurutnya tahun 2019 ini adalah kebakaran yang tersebesar yang pernah terjadi selama ini.

Banyak penyebab yang bisa menjadi sumber api kebakaran hutan disana. Apalagi kata Yudi, masyarakat disana sehari-hari ada yang bekerja di hutan, dan orang luar juga kerap datang untuk berburu di babi hutan dan memancing disana.

Bisa saja kata dia ada yang membuang puntung rokok dan sejenisnya sehingga membesar dan membakar lahan hingga ratusan hektar.

Sebab, dari kontur tanah dan tumbuhan yang ada di atasnya, sebagian besar Desa Sejegi yang berbatasan langsung dengan Desa Anjungan Dalam adalah gambut dan semak belukar.

"Kedalaman gambut di lokasi yang terbakar itu mencapai 1 sampai 2 meter, bahkan di lokasi-lokasi tertentu ada yang lebih dalam lagi dari itu," ungkapnya.

Selain memgancam sekolah, api karhutla juga nyaris membakar dua unit bangunan milik warga. Karena jarak api kurang dari 50 meter, dan asap semakin pekat di sekitar situ, 8 jiwa yang terdiri dari 3 kepala keluarga (KK) harus mengungsi.

Mereka ada yang mengungsi ke posko yang berlokasi di kampung yang lebih dalam jauh dari sumber api, dan ada juga yang mengungsi ke rumah keluarga di Kota Mempawah.

Baca: Kebakaran Lahan Capai 250 Hektare, Kades Sejegi Sebut Sudah Selayaknya Masyarakat Dievakuasi

Baca: Gubernur Sutarmidji Pastikan Sanksi Tegas Perusahaan yang Terlibat Kebakaran Lahan

Satu diantara pengungsi yang sudah tiga hari menempati posko di Dusun Telayar adalah Yuniarti (35) dan ibunya. Akrab disapa Yuyun, dia mengaku tidak mau mengungsi jauh-jauh dari rumah karena khawatir api merembet ke rumahnya.

Kendati sudah ada satu unit mesin pompa air yang dipinjamkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah kepada masyarakat Dusun Telayar untuk menyiram api yang mendekati rumah warga dan sekolah dia tetap khawatir.

"Api itu datangnya tidak tentu, kadang malam, kadang sore, karena tergantung arah angin, kalau angin mengarah ke permukiman pasti api menyala, dan kami hidupkan mesin untuk memadamkannya," tuturnya.

Selian Yuyun, warga lain Mariani (53) juga mengaku khawatir api merembet kerumahnya, kendati asap sudah pekat di permukiman dia juga belum mau mengungsi.

"Kita ini was-was api merembet kerumah, kalau memang asap ini sudah tidak bisa di toleransi lagi apa boleh buat, kita siap dievakuasi," pungkasnya. 

Berita Terkini