32 Hari Kematian Rio Fanderi: Misteri Tragis Mahasiswa IAIN Pontianak Apakah Terungkap Hasil Autopsi

Kasus meninggalnya Rio Fanderi, seorang mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, menjadi sorotan publik.

Editor: Syahroni
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
MAHASISWA MENINGGAL - Rio Fanderi meninggal setelah mendapatkan perawatan intensif dikabarkan karena terbentur di UKM Kampus. Rio dinyatakan meninggal dunia pada 17 Juli 2025 setelah menjalani perawatan intensif selama 5 hari di RS Untan. 

Sekretaris PKBH IAIN Pontianak, Vinna Lusiana, menjelaskan bahwa polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Memeriksa saksi, mengamankan CCTV, dan menyita ponsel milik almarhum.

Namun, menurutnya, tidak ada saksi yang melihat langsung saat kejadian.

“Orangtua merasa ini ada kejanggalan karena keterangan dari rumah sakit dan memang saat kejadian, Rio sedang sendirian di ruangan,” ujar Vinna.

Pihak PKBH masih menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan digital dari ponsel korban.

Vinna menyebut ada data dan percakapan yang hilang dan menjadi bagian dari penyelidikan yang sedang berjalan.

Ia menambahkan, pihak kampus telah sejak awal mendampingi keluarga korban, termasuk mengurus surat kuasa untuk memastikan pendampingan hukum berjalan maksimal.

Rio Fanderi, meninggal dunia pada Kamis, 17 Juli 2025 pukul 14.25 WIB di RS Universitas Tanjungpura (Untan) setelah lima hari menjalani perawatan intensif akibat cedera parah di bagian kepala. 

Keluarga korban menduga kematiannya tidak wajar dan telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

Ketua Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) IAIN Pontianak, Qomaruzzaman, mengungkapkan bahwa Rio mengalami insiden pada Sabtu, 12 Juli 2025 dini hari di lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus. 

Rio ditemukan dalam kondisi mimisan oleh temannya yang mendengar suara keras dari dalam ruangan.

“Sekira jam 11 malam dia tidur, kemudian jam 1 malam ada suara seperti barang ambruk. Temannya yang ada di luar masuk dan ternyata Rio sudah mimisan, darahnya di lap,” kata Qomaruzzaman, Senin 21 Juli 2025.

Setelah kondisinya memburuk dan tak sadarkan diri, Rio sempat dibawa ke klinik lalu dirujuk ke RS Untan dan langsung menjalani operasi. 

Meski telah mendapat perawatan intensif di ICU, nyawanya tidak tertolong.

Menurut Qomaruzzaman, pihak medis menyebut cedera kepala yang dialami Rio merupakan salah satu yang paling parah yang pernah mereka tangani. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved