HUT Kemerdekaan RI

PESAN Veteran Pontianak: 80 Tahun Merdeka Kesejahteraan Belum Merata dan Cari Sekolah Masih Sulit

Baginya, kemerdekaan yang diperjuangkan dengan darah dan nyawa harus diisi dengan kerja nyata demi Indonesia yang lebih adil, sejahtera.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AYU NADILA
PEJUANG INDONESIA - Dalam momentum peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, anggota veteran DS Mattalim (86) berharap pemerintah menaruh perhatian serius terhadap kesejahteraan rakyat, Minggu 17 Agustus 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Suasana khidmat terasa di halaman upacara saat bendera Merah Putih berkibar dalam peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Minggu 17 Agustus 2025. 

Di antara ratusan peserta yang hadir, tampak sosok sepuh yang tetap tegap berdiri meski usia sudah senja dia adalah DS Mattalim (86), seorang veteran pejuang yang telah mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk bangsa.

Dengan suara bergetar namun penuh wibawa, Mattalim menyampaikan harapan mendalam agar kemerdekaan yang sudah 80 tahun diraih benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya dalam hal kesejahteraan.

“Kita harapkan karena sudah 80 tahun merdeka, kesejahteraan rakyat terutama itu harus dianggap. Sekarang ini masih banyak yang menganggur, bahkan mencari sekolah pun sulit,” ungkapnya.

Baca juga: SUARA Merdeka dari Gantangan, Lomba Burung Berkicau Warnai HUT ke-80 RI di Kubu Raya

Generasi Muda Harus Meneladani Semangat Pejuang

Matalim menekankan, kemerdekaan yang diraih dengan darah dan pengorbanan para pejuang hendaknya tidak dilupakan begitu saja oleh generasi penerus.

Ia menitipkan pesan agar semangat tanpa pamrih para pejuang dijadikan teladan dalam membangun bangsa.

“Pejuang zaman dahulu berjuang tanpa pamrih, dengan darah dan daging mereka"

"Maka sekarang sudah merdeka, kami titipkan negeri ini kepada generasi penerus,” katanya penuh haru.

Baca juga: Nazera Aqeyla Olvikid: Dari Ragu Menjadi Percaya, Kini Inspirasi Lewat Perjuangan dan Keberanian

Kisah Perjuangan di Laut

Mengenang masa tugasnya, Mattalim bercerita tentang pengabdiannya sebagai prajurit Angkatan Laut Republik Indonesia.

Selama sembilan tahun, ia bertugas di kapal perang RI, mengarungi berbagai wilayah dari Sabang, Tanjung Pinang, Jakarta, hingga Pontianak.

Pengalaman paling berkesan menurutnya adalah ketika harus menghadapi konfrontasi Indonesia–Malaysia di Tanjung Pinang, di mana ia dan pasukannya berhadapan langsung dengan pasukan Inggris.

“Kami berhadapan langsung dengan Inggris pada waktu itu,” kenangnya dengan tatapan menerawang.

Amanah Kemerdekaan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved