WADUH! Angka Stunting Naik Tajam, 31 Persen Anak di Sintang Stunting Pemda Perkuat Intervensi Gizi

Naiknya angka stunting menjadi 31 persen bukan berarti kita tidak bekerja.........

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Syahroni
Generate by AI : ChatGPT
ANGKA STUNTING - Foto ilustrasi dibuat dengan kecerdasan AI, Selasa 12 Agustus 2025. Angka Stunting di Kabupaten Sintang melonjak naik 6,2 persen kini menyentuh angka 31 persen. 

TRIBUNPONTIANKA.CO.ID, SINTANG – Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Kabupaten Sintang menggelar Rapat Koordinasi Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) di Pendopo Bupati Sintang, Selasa 12 Agustus 2025. 

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Sintang, Florensius Ronny, yang juga menjabat sebagai Ketua TP3S Kabupaten Sintang.

Kepala Dinas KBP3A Sintang, Maryadi, menjelaskan adanya perubahan kebijakan dari pemerintah pusat.

Jika sebelumnya penentuan desa lokus penurunan stunting hanya pada desa tertentu, kini seluruh desa di Kabupaten Sintang menjadi lokus penanganan.

“Naiknya angka stunting menjadi 31 persen bukan berarti kita tidak bekerja. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat, angka stunting kita sebenarnya menurun 2 persen"

Baca juga: Bejat! Pria 50 Tahun di Pontianak Jadi Tersangka Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak 4 Tahun

"Namun, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan fluktuasi. Pernah terendah di Kalbar, tapi di 2024 naik menjadi 31 persen,” ujar Maryadi.

Maryadi menambahkan, aksi konvergensi yang sebelumnya terdiri dari 8 aksi dengan 64 indikator kini dipangkas menjadi 4 aksi utama dan 2 aksi pendukung dengan 31 indikator.

Rakor ini diharapkan menjadi langkah bersama seluruh pihak dalam menekan angka stunting.

Sanitasi dan Air Bersih Masih Jadi Tantangan

Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Nuryamin, mengungkapkan bahwa kenaikan angka stunting terjadi hampir di semua kabupaten/kota di Kalbar, termasuk Kota Pontianak.

“Sintang mengalami kenaikan cukup tinggi, yakni 6,2 persen. Perbaikan gizi dan sanitasi harus dilakukan bersama"

Baca juga: KRONOLOGI Lengkap Kecelakaan Tragis di Jl Adisucipto KKR, Mobil Tabrak Gerobak, Lalu Hantam Korban

"Masalah utama di Kalbar adalah sanitasi, dengan sekitar 15 ribu jamban tidak sehat, serta air bersih yang belum merata,” jelas Nuryamin.

Sementara itu, Purwitasari, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kalbar, mengingatkan bahwa perbedaan data antara SSGI dan Sustainable Development Goals (SDGs) Terpadu juga perlu diperhatikan.

“SSGI berbasis survei, sehingga hasilnya bisa tinggi jika sampel diambil dari desa dengan banyak kasus stunting. Data SDGs Terpadu lebih akurat karena by name by address"

"Berdasarkan SDGs, kenaikan di Sintang hanya 0,8 persen,” paparnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved