Ecobineka Muhammadiyah Kalbar Gelar Kelas Belajar Literasi Keuangan: Hadapi Keluarga Tangguh Iklim

Beranjak dari kepentingan tersebut, Eco Bhinneka melaksanakan Sekolah Bumi Calon Ibu batch lanjutan dengan Kelas Literasi Keuangan Keluarga

Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK
PELATIHAN -Ecobineka Muhammadiyah gelar Sekolah Bumi Calon Ibu Kelas Belajar Tentang Literasi Keuangan untuk Keluarga. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sekolah Bumi Calon Ibu telah sukses dilaksanakan dengan menghadirkan 25 orang perempuan muda lintas iman yang bersama-sama membangun ruang edukasi dan pemberdayaan.  

Eco Bhinneka Muhammadiyah lewat program SMILE Eco Bhinneka Muhammadiyah bersama Ford Fondation kembali melaksanakan program penguatan jaringan pemuda untuk memperkuat awareness, eco sociopreneurship, dan eco literasi, dengan prinsip-prinsip keadilan gender, untuk mewujudkan keadilan iklim. 

Beranjak dari kepentingan tersebut, Eco Bhinneka melaksanakan Sekolah Bumi Calon Ibu batch lanjutan dengan Kelas Literasi Keuangan untuk Keluarga Tangguh Hadapi Krisis Iklim di Kampung Caping.

Dari kegiatan ini, Eco Bhinneka berharap peserta mampu menilai kesehatan keuangan pribadinya kemudian mulai menyusun rencana anggaran pribadi atau keluarga sederhana dan setidaknya peserta mampu mengidentifikasi setidaknya tiga strategi praktis untuk konsumsi rumah tangga yang berkelanjutan yang dibuktikan dengan daftar strategi yang telah dibuat bersama.

Octavia Shinta Aryani selaku Focal Point Pontianak Program SMILE Eco Bhinneka menyampaikan bahwa Sekolah bumi calon ibu ini sudah kick-off sebelumnya dengan menghadirkan peserta muda berjumlah 25 orang dari berbagai agama yang membahas keluarga tangguh bijak lingkungang.

Sebagai agenda lanjutan, kali ini Sekolah Bumi menjadi ruang edukasi untuk membangun pemberdayaan Perempuan yang membekali peserta moderasi beragama untuk memperkaya literasi keuangannya sebagai bekal awal menjadi tanggung hadapi perubahan iklim. 

Pemuda Muhammadiyah Apresiasi Pemkab Sanggau Tingkatkan Partisipasi Kaum Muda dalam Pembangunan

“Kami mengumpulkan perempuan muda dari lintas agama, setelah ini ada sesi belajar untuk batch selanjutnya dan hari ini ialah batch pertama.

"Kita akan membekali soal literasi keuangan keluarga agara nanti saat mereka menjadi seorang ibu akan siap dan tangguh menghadapi krisis iklim. Kita bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki” ucap Shinta. 

Program Strengthening Youth Multifaith Leader Intiative on Climate Juctice through Ecofeminism (SMILE) ini sejatinya tersebar di 10 wilayah (Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Maluku Utara, Jakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara dan Selawesi Selatan).

Selanjutnya pelaksanaan program di Pontianak sendiri akan masuk pada pembahasan soal kesehatan mental.

"Setelah membekali calon ibu dengan kesepakatan pemahaman akan pentingnya menanamkan nilai bijak lingkungan dari rumah, kemudian menguatkan literasi keuangannya, yang akan datang kita akan melukis bersama dan akan menggali lebih dalam soal kesehatan mental calon ibu ini.

"Mungkin masih ada trauma masa kecil yang harus dihadapi sebelum mereka menghadapi keluarga barunya. Harapannya, calon ibu ini terbekali dengan kekuatan moderasi beragama, kebijaksanaan lingkungan, kesehatan keuangan serta mental untuk menjadi ibu yang tangguh demi keluarga tangguh.” Tutur Shinta saat menutup kegiatan hari itu.

“Mudah-mudahan Ecobhineka bisa memperkuat prinsip keadilan gender untuk awarness terhadap menghadapi perubahan iklim. Pemuda calon ibu Adalah kelompok rentan yang akan menjadi bekal dan mudah-mudahan ini tidak akan terjai dan perempuan muda disini akan membuat tencana tindak lanjut untuk menjadi pengalaman dalam mempersiapkan krisis iklim. Kita mengumpulkan Perempuan muda yang merupakan konsen pimpinan Muhammadiyah. Mudah-mudahan ilmu yang di dapatkan bisa diaplikasikan.” ujarnya.

Pemuda Muhamadiyah Sanggau Gelar Diskusi Panel Pemilu di Pusaran Bencana Alam

Selanjutnya, Utin Nina Hermina selaku Pimpinan Wilayah Aisyiyah menyebutkan bahwa program kegiatan yang dilakukan ini sangat menarik sekali karena berkaitan dengan pengemabang potensi anak muda. Generasi muda ini akan menjadi calon ibu dan harus dipersiapkan.

“Kondisi sekarang beda dengan kondisi dulu apalagi soal perubahan iklim yang sudah tidak menentu. Dan ini perlu kekuatan mental, kekuatan kita dalam kondisi yang ada di dalam kita membangun keluarga.” jelas Utin.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved