69 Kasus Campak Tercatat di Pontianak, Dinkes Imbau Lengkapi Imunisasi

Dinkes Kota Pontianak juga melibatkan berbagai pihak dalam mendukung program imunisasi.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ayu Nadila
PENCEGAHAN CAMPAK - Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr. Saptiko, Saat di wawancarai tribunpontianak.co.id, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Jl Ayani, Selasa 2 September 2025. Menurut dr. Saptiko, pencegahan campak paling efektif adalah melalui vaksinasi campak yang diberikan saat bayi, usia 18 bulan, serta saat anak duduk di bangku kelas 1 SD.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Dinas Kesehatan Kota Pontianak mencatat sebanyak 69 kasus positif campak terjadi sejak Januari 2025. 

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, dr. Saptiko, menyebutkan bahwa campak adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian.

"Campak itu penyakit yang disebabkan oleh virus morbili. Dia menyerang saluran napas, sifatnya menular, dan bisa menimbulkan komplikasi termasuk radang otak. Bahkan di Sumenep, Jawa Timur, ada 17 orang meninggal karena penyakit campak," ujar dr. Saptiko, Saat di wawancarai tribunpontianak.co.id, di Kantor Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Jl Ayani, Selasa 2 September 2025.

dr. Saptiko mengungkapkan gejala campak biasanya ditandai dengan ruam merah disertai batuk pilek, mata merah, dan berair. Untuk memastikan diagnosis, diperlukan pemeriksaan darah lebih lanjut.

"Nanti akan diambil darahnya dan akan diperiksa di Jakarta, Kita akan melihat apakah ini campak atau bukan," pungkasnya. 

Di Pontianak, jumlah kasus dugaan campak atau gejala mirip campak mencapai 250. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan 69 di antaranya positif campak.

Menurut dr. Saptiko, pencegahan paling efektif adalah melalui vaksinasi campak yang diberikan saat bayi, usia 18 bulan, serta saat anak duduk di bangku kelas 1 SD. 

Namun cakupan imunisasi campak di Pontianak saat ini masih rendah, baru sekitar 50 persen.

"Kalau imunisasi lengkap, Insya Allah tidak akan kena campak. Sayangnya, cakupan imunisasi di Kota Pontianak masih sekitar 50 persen. Ini membuat masyarakat, terutama balita, rentan tertular," katanya.

Baca juga: Dinkes Sanggau Sampaikan Langkah-langkah Pencegahan Penyakit Campak 

Ia menambahkan, seluruh kasus positif di Pontianak masih dapat ditangani tanpa komplikasi maupun kematian. 

Meski begitu, masyarakat diminta waspada dan tidak termakan isu negatif tentang vaksinasi.

"Menurut fatwa MUI, imunisasi itu halal bahkan bisa menjadi wajib saat terjadi wabah. Jadi jangan terpengaruh hoaks yang menyebut vaksin haram. Justru imunisasi adalah cara efektif mencegah penyakit berbahaya," tegasnya.

Dinkes Kota Pontianak juga melibatkan berbagai pihak dalam mendukung program imunisasi.

 "Ya kita libatkan semuanya. Di kader berarti di posyandu, berarti perannya di masyarakat. Untuk sekolah, kita bekerja sama dengan pihak sekolah karena mereka punya program sekolah sehat. Dari masyarakat salah satunya adalah sehat imunisasi. Itu bukan dari kesehatan, tapi dari Dinas Pendidikan. Mereka punya program itu," jelasnya.

Saptiko berharap orang tua berperan aktif membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

"Kita kan kalau di sekolah tidak bisa menjaga anak,siapa tau nanti di sekolah Ada yang sakit campak, ada yang sakit giteri Atau penyakit-penyakit yang lain Itu ketularan ke anak kita, karena kita tidak ada imunisasi," tuturnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved