HUT 80 Kemerdekaan

Cerita Pedagang Bendera Musiman di Pontianak, Pernah Dapat Pesanan 3000 Bendera untuk Rekor Muri

Sudah sejak 2008, Dani bersama rombongannya berdagang atribut merah putih, dari ukuran kecil hingga umbul-umbul jumbo. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
PEDAGANG MUSIMAN - Dani, pedagang musiman asal Garut, tengah menjaga lapaknya yang dipenuhi pernak-pernik merah putih di kawasan Taman Akcaya, Pontianak, Rabu 30 Juli 2025. Ia pernah dapat pesanan 3.000 bendera untuk acara pengibaran bendera terbanyak di perbatasan. Waktu itu buat pemecahan rekor. 

Namun, kejayaan seperti itu tak selalu datang setiap tahun. Sejak pandemi COVID-19, penjualan bendera Dani mengalami penurunan drastis. 

Dulu, ia bisa membawa hingga 100 bal bendera dan kadang masih kurang. Kini, untuk membawa 50 bal saja terasa berat.

“Dulu sebelum COVID, 100 bal kadang masih minta kirim lagi. Tapi sekarang bawa 50 bal saja belum tentu habis. Tahun ini saya cuma bawa 5 bal dulu, sisanya masih di gudang,” tuturnya.

Meski begitu, Dani tetap bersyukur. Menurutnya, dagangan mulai ramai kembali sejak awal Agustus. Saat ini ia hanya berharap bisa balik modal, tanpa muluk-muluk soal keuntungan besar.

“Yang penting ada pemasukan, bisa pulang bawa hasil. Kalau untung, alhamdulillah. Kalau nggak, yang penting barang jalan,” ucapnya dengan senyum ringan.

Dani juga berbagi kisah lucu saat warga sempat mengira lapaknya yang dipenuhi dekorasi merah putih adalah persiapan penyambutan pejabat negara.

“Orang kira ada presiden lewat. Padahal cuma jualan bendera,” katanya sambil tertawa.

Bendera dan aksesoris yang dijual cukup beragam. Aksesoris kemerdekaan dibanderol dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu. Umbul-umbul dijual mulai Rp 30 ribu hingga Rp 65 ribu.

Sementara bendera merah putih ditawarkan dengan harga Rp 5 ribu hingga Rp 95 ribu. Adapun background dekorasi dijual mulai Rp 250 ribu hingga Rp 750 ribu.

"Yang paling laku itu bendera untuk rumah biasanya di ukuran 120 sama 90. Itu harganya Rp 25 ribu  sampai Rp 35 ribu," Jelasnya.

Dani juga membeberkan perbedaan penjualan sebelum dan sesudah pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, ia bisa membawa hingga 100 bal bendera, bahkan terkadang masih harus minta kiriman tambahan karena stok cepat habis.

Pedagang lainnya, Iskandar (28) dan Raka (32) juga rutin datang ke Pontianak setiap tahun untuk berjualan perlengkapan kemerdekaan, khususnya menjelang Agustus.

Lapak mereka berada di Jalan Sultan Hamid II, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara. Tepatnya di tepi jalan setelah turunan dan sebelum tanjakan Jembatan Siantan.

“Kami dari Garut. Di kampung biasa keliling jualan pakaian. Tapi kalau sudah dekat 17-an, kami pasti ke Kalimantan Barat, khususnya Pontianak,” ujar Iskandar saat ditemui di lapaknya, Senin 21 Juli 2025.

Iskandar menjajakan bendera dan umbul-umbul dengan berbagai varian harga. Mulai dari Rp 20 ribu untuk ukuran kecil, Rp 40 ribu untuk ukuran besar, hingga Rp 300 ribu untuk paket lengkap.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved