Bendera Bajak Laut di Antara Merah Putih, Simbol Kegelisahan Sosial di Tengah Perayaan Kemerdekaan

Anime dan manga One Piece karya Eiichiro Oda menceritakan petualangan Monkey D. Luffy, pemuda yang bercita-cita menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan harta legendaris “One Piece”. 

Luffy bersama kru Bajak Laut Topi Jerami menghadapi berbagai tantangan demi mewujudkan impian mereka, sembari menegakkan nilai-nilai keadilan dan persahabatan.

Mengapa Nilai-nilai One Piece Relevan bagi Warga?

Nilai yang ditonjolkan dalam One Piece, impian, keadilan, kesetiaan, dan perjuangan melawan tirani tampaknya selaras dengan perasaan banyak warga menjelang hari kemerdekaan. 

Dalam semangat inilah, bendera bajak laut itu dikibarkan, bukan untuk menggantikan nasionalisme, melainkan untuk menyuarakan kerinduan akan kebebasan yang lebih bermakna.

"Di balik tawa dan warna-warni anime, tersimpan refleksi sosial yang dalam. Warga merespons realitas mereka melalui simbol yang mereka pahami dan cintai," jelas Prof. Abdullah.

Apakah Ini Pertanda Luntur Nasionalisme?

Firman Soebagyo menilai sebaliknya. 

Menurutnya, pengaruh budaya asing yang terlalu kuat tanpa penyeimbang nilai lokal bisa melemahkan identitas kebangsaan.

“Teknologi seperti pedang bermata dua. Ia membuka akses informasi, tapi juga membuka ruang provokasi yang sulit dikendalikan,” ucapnya.

Namun para sosiolog dan pengamat kebijakan menilai ekspresi seperti ini bukan ancaman, melainkan peluang bagi negara untuk lebih mendekat pada rakyat.

Simbol Bajak Laut di Tengah Kemerdekaan: Apa Pesannya?

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengimbau masyarakat untuk mengibarkan Merah Putih sepanjang Agustus 2025. 

Namun sebagian warga tidak hanya mengikutinya, mereka menambahkan simbol lain yang merepresentasikan aspirasi mereka.

Dari protes sopir truk hingga perayaan kampung, Jolly Roger muncul sebagai penanda bahwa kemerdekaan tidak hanya soal seremoni, tapi juga soal makna dan rasa keadilan yang dirasakan bersama.